BREBES, KOMPAS.com - Sejumlah nelayan pencari rajungan di Desa Prapag Kidul dan Prapag Lor, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masih enggan melaut.
Hal itu dikarenakan harga daging rajungan di pasaran masih jauh dari harga normal atau sangat anjlok.
Tokoh masyarakat Desa Prapag Kidul Muhaemin mengatakan harga daging rajungan normalnya di kisaran Rp 370.000 per kilogram (Kg). Belakangan harganya anjlok hingga titik terendah Rp 110.000 per Kg.
"Meski dalam tiga pekan terakhir ini sudah kembali merangkak naik di kisaran Rp 150.000 per kilogram, namun nelayan masih enggan melaut mencari rajungan," kata Muhaemin kepada wartawan, Jumat (5/8/2022).
Baca juga: Permintaan Ekspor Berhenti, Harga Rajungan di Karawang Anjlok
Meski mengalami kenaikan, sejumlah nelayan masih belum sepenuhnya melaut untuk mencari rajungan. Kalaupun ada yang melaut itu bukan sepenuhnya mencari rajungan.
"Mungkin saat menjaring ikan atau lainnya dapat rajungan, sehingga dibawa buat nambah-nambah penghasilan," kata Muhaemin.
Muhaemin mengatakan, anjloknya harga daging rajungan terjadi sejak sebelum Ramadhan beberapa bulan lalu.
"Sebelumnya harga daging rajungan dengan kualitas standar itu mencapai Rp 370.000 per kilogram. Saat ini, harganya mengalami penurunan hingga Rp 110.000-Rp 150.000 per kilogram itu pun dengan kualitas super," katanya.
Muhaemin mengakui harga rajungan yang masih utuh juga saat ini mulai merangkak naik.
"Di mana, beberapa bulan yang lalu harga rajungan mentah mencapai Rp 20.000 per kilogram, saat ini mulai merangkak naik menjadi Rp 30.000 hingga Rp 35.000," katanya.
Baca juga: Harga Rajungan Anjlok Jadi Rp 15.000 Per Kg, Nelayan: Populasinya Sedikit, Bikin Lemes Mencarinya
Muhaemin menambahkan, selain berdampak pada penghasilan para nelayan, turunnya harga rajungan juga berdampak pada pengurangan karyawan dan tenaga pengupas rajungan.
Dia berharap pemerintah bisa mencari solusi dalam mengatasi persoalan itu karena sangat mengganggu ketahanan ekonomi masyarakat setempat.
"Dengan kondisi saat ini, perekonomian di Desa Prapag Kidul sangat terganggu. Karenanya, kita harapkan pemerintah bisa segera mencari solusi," kata Muhaemin.
"Dengan adanya solusi, sehingga harapannya para nelayan di Brebes khususnya di Prapag Kidul dan Prapag Lor bisa kembali melaut untuk kebutuhan hidup sehari- hari," pungkas Muhaemin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.