Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo, Legenda Putri Naga di Labuan Bajo

Kompas.com - 02/08/2022, 11:33 WIB
Rachmawati

Editor

Singkat cerita, setelah mereka dewasa terjadi peristiwa yang mempertemukan Gerong dan Orah. Sebagai pria dewasa, Gerong memiliki tugas berburu binatang di hutan.

Dengan berbekal tombak, Gerong berhasil membunuh seekor rusa.

Namun saat Gerong mengambil rusa hasil buruannya, tiba-tiba dari semak belukar muncul seekor kadal raksasa yang berusaha mengambil rusa hasil buruannya.

Gerong pun berusaha mengusir kadal raksasa tersebut. Namun reptil ukuran gigantik itu berdiri di atas bangkai rusa.

Melihat hal tersebut, Gerong langsung mengangkat tombak hendak membunuh kadal raksasa tersebut. Namun tiba-tiba muncul perempuan dengan tubuh cahaya bersinar menyilaukan yang ternyata sosok gaib Putri Naga.

Baca juga: Pro Kontra Tarif Baru Pulau Komodo, Polda NTT Kirim 268 Personel ke Labuan Bajo

Sang Putri Naga itu pun melerai dan memberitahu jika kadal yang akan ia bunuh adalah saudara kembarnya.

“Jangan bunuh hewan ini, dia adalah saudara perempuanmu, Orah. Aku-lah yang melahirkan kalian. Anggaplah dia sesamamu karena kalian sejatinya adalah bersaudara kembar.”

Struktur narasi folkore itu membangun kedekatan hubungan antara manusia dan Komodo.

Saat ini Taman Nasional Komodo adalah habitat terakhir sekaligus satu-satunya di dunia tempat spesies ini hidup.

Pada 1991 UNESCO mendeklarasikan kawasan yang dihuni sekitar 5.700-an kadal raksasa yang tampak seperti naga sebagai Situs Warisan Alam Dunia.

Baca juga: Tarif Masuk Pulau Komodo Rp 3,7 Juta Mulai Berlaku Hari Ini, Gubernur NTT Akui Belum Maksimal Beri Sosialisasi

Sebelumnya, pada 1986 UNESCO juga telah menetapkan kawasan itu sebagai Cagar Biosfer.

Sedangkan status Taman Nasional Komodo sendiri ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada 1980, yang kawasannya meliputi areal Pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, dan Nusa Kode.

Melalui Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, posisi Komodo didudukkan sebagai sebagai satwa nasional.

Gubernur NTT sebut bawa pesan ke dunia

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, saat menggelar pertemuan dengan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta di Labuan Bajo, Sabtu (23/7/2022) Dokumen Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, saat menggelar pertemuan dengan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta di Labuan Bajo, Sabtu (23/7/2022)
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut, kebijakan pemerintah menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo dan Pulau Padar, sebagai bagian dari upaya konservasi.

Menurut Viktor, dana yang terkumpul dari hasil retribusi masuk dua pulau itu, akan digunakan sebagai biaya konservasi karena konservasi membutuhkan biaya besar.

"Kalau Pemprov NTT kaya dan punya uang banyak, maka kita kasih gratis saja masuk pulau itu. Tapi kita ini tidak punya uang," ujar Viktor di Kupang, Senin (1/8/2022).

Baca juga: Waspada Potensi Angin Kencang di Perairan Taman Nasional Komodo, Ini Imbauan BMKG

Selama ini, lanjut Viktor, Taman Nasional Komodo tidak terurus dengan baik.

Viktor menjelaskan, dengan upaya konservasi ini, internasional akan melihat kepedulian pemerintah terhadap lingkungan, khususnya kelestarian satwa komodo.

"Kita sedang memberikan pesan ke dunia bahwa kita peduli lingkungan," ujar Viktor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com