Singkat cerita, setelah mereka dewasa terjadi peristiwa yang mempertemukan Gerong dan Orah. Sebagai pria dewasa, Gerong memiliki tugas berburu binatang di hutan.
Dengan berbekal tombak, Gerong berhasil membunuh seekor rusa.
Namun saat Gerong mengambil rusa hasil buruannya, tiba-tiba dari semak belukar muncul seekor kadal raksasa yang berusaha mengambil rusa hasil buruannya.
Gerong pun berusaha mengusir kadal raksasa tersebut. Namun reptil ukuran gigantik itu berdiri di atas bangkai rusa.
Melihat hal tersebut, Gerong langsung mengangkat tombak hendak membunuh kadal raksasa tersebut. Namun tiba-tiba muncul perempuan dengan tubuh cahaya bersinar menyilaukan yang ternyata sosok gaib Putri Naga.
Baca juga: Pro Kontra Tarif Baru Pulau Komodo, Polda NTT Kirim 268 Personel ke Labuan Bajo
Sang Putri Naga itu pun melerai dan memberitahu jika kadal yang akan ia bunuh adalah saudara kembarnya.
“Jangan bunuh hewan ini, dia adalah saudara perempuanmu, Orah. Aku-lah yang melahirkan kalian. Anggaplah dia sesamamu karena kalian sejatinya adalah bersaudara kembar.”
Struktur narasi folkore itu membangun kedekatan hubungan antara manusia dan Komodo.
Saat ini Taman Nasional Komodo adalah habitat terakhir sekaligus satu-satunya di dunia tempat spesies ini hidup.
Pada 1991 UNESCO mendeklarasikan kawasan yang dihuni sekitar 5.700-an kadal raksasa yang tampak seperti naga sebagai Situs Warisan Alam Dunia.
Sebelumnya, pada 1986 UNESCO juga telah menetapkan kawasan itu sebagai Cagar Biosfer.
Sedangkan status Taman Nasional Komodo sendiri ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada 1980, yang kawasannya meliputi areal Pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, dan Nusa Kode.
Melalui Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, posisi Komodo didudukkan sebagai sebagai satwa nasional.
Menurut Viktor, dana yang terkumpul dari hasil retribusi masuk dua pulau itu, akan digunakan sebagai biaya konservasi karena konservasi membutuhkan biaya besar.
"Kalau Pemprov NTT kaya dan punya uang banyak, maka kita kasih gratis saja masuk pulau itu. Tapi kita ini tidak punya uang," ujar Viktor di Kupang, Senin (1/8/2022).
Baca juga: Waspada Potensi Angin Kencang di Perairan Taman Nasional Komodo, Ini Imbauan BMKG
Selama ini, lanjut Viktor, Taman Nasional Komodo tidak terurus dengan baik.
Viktor menjelaskan, dengan upaya konservasi ini, internasional akan melihat kepedulian pemerintah terhadap lingkungan, khususnya kelestarian satwa komodo.
"Kita sedang memberikan pesan ke dunia bahwa kita peduli lingkungan," ujar Viktor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.