Salin Artikel

Komodo, Legenda Putri Naga di Labuan Bajo

Di hari yang sama, ada tiga orang yang ditangkap oleh polisi saat menggelar aksi penolakan kebijakan kenaikan tarif tersebut.

Penangkapan berawal saat para pelaku wisata yang tergabung dalam Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata (Formapp) Manggarai Barat menggelar aksi penolakan terhadap kebijakan kenaikan tiket masuk Taman Nasional Komodo.

Massa melakukan aksi damai di tiga titik yakni, Bandara Komodo, Puncak Waringin, dan Pelabuhan Marina Labuan Bajo.

Saat melakukan aksi di depan Bandara Komodo sejumlah orang diamankan karena hendak menerobos masuk area Bandara.

Legenda Sang Putri Naga

Pulau Komodo masuk dalam kategori situs warisan dunia oleh badan Perserikatan Bangsa-bangsa yakni UNESCO.

Terkait sejarah nama Labuan Bajo, labuan berasal dari kata labuhan yaitu desa yang dijadikan tempat berlabuh bagi orang-orang yang berasal dari Bajo dan Bugis Sulawesi Selatan.

Akhirnya desa ini kemudian disebut Labuan Bajo.

Keberadaan Pulau Komodo tak bisa dilepaskan dari legenda masyarakat tentang kisah asmara Putra Naga dan Majo.

Alkisah di masa lalu tinggalkan seorang perempuan gaib yang terkenal elok rupawan yang dipanggil dengan nama Putri Naga.

Sang putri kemudian menikah dengan pria dari wangsa manusia yang bernama Majo.

Dari pernikahan tersebut, Putri Naga hamil dan melahirkan anak kembar yakni seorang bayi laki-laki dan seekor bayi naga.

Bayi laki-laki diberi nama Gerong dan dibesarkan di antara manusia. Sementara kembarannya yang berwujud naga diberi nama Orah dan dibesarkan di tengah hutan.

Sejak kecil Gerong dan Orah dipisahkan sehingga mereka tak saling mengenal satu dengan lainnya.

Singkat cerita, setelah mereka dewasa terjadi peristiwa yang mempertemukan Gerong dan Orah. Sebagai pria dewasa, Gerong memiliki tugas berburu binatang di hutan.

Dengan berbekal tombak, Gerong berhasil membunuh seekor rusa.

Namun saat Gerong mengambil rusa hasil buruannya, tiba-tiba dari semak belukar muncul seekor kadal raksasa yang berusaha mengambil rusa hasil buruannya.

Gerong pun berusaha mengusir kadal raksasa tersebut. Namun reptil ukuran gigantik itu berdiri di atas bangkai rusa.

Melihat hal tersebut, Gerong langsung mengangkat tombak hendak membunuh kadal raksasa tersebut. Namun tiba-tiba muncul perempuan dengan tubuh cahaya bersinar menyilaukan yang ternyata sosok gaib Putri Naga.

Sang Putri Naga itu pun melerai dan memberitahu jika kadal yang akan ia bunuh adalah saudara kembarnya.

“Jangan bunuh hewan ini, dia adalah saudara perempuanmu, Orah. Aku-lah yang melahirkan kalian. Anggaplah dia sesamamu karena kalian sejatinya adalah bersaudara kembar.”

Struktur narasi folkore itu membangun kedekatan hubungan antara manusia dan Komodo.

Saat ini Taman Nasional Komodo adalah habitat terakhir sekaligus satu-satunya di dunia tempat spesies ini hidup.

Pada 1991 UNESCO mendeklarasikan kawasan yang dihuni sekitar 5.700-an kadal raksasa yang tampak seperti naga sebagai Situs Warisan Alam Dunia.

Sebelumnya, pada 1986 UNESCO juga telah menetapkan kawasan itu sebagai Cagar Biosfer.

Sedangkan status Taman Nasional Komodo sendiri ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada 1980, yang kawasannya meliputi areal Pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, dan Nusa Kode.

Melalui Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, posisi Komodo didudukkan sebagai sebagai satwa nasional.

Menurut Viktor, dana yang terkumpul dari hasil retribusi masuk dua pulau itu, akan digunakan sebagai biaya konservasi karena konservasi membutuhkan biaya besar.

"Kalau Pemprov NTT kaya dan punya uang banyak, maka kita kasih gratis saja masuk pulau itu. Tapi kita ini tidak punya uang," ujar Viktor di Kupang, Senin (1/8/2022).

Selama ini, lanjut Viktor, Taman Nasional Komodo tidak terurus dengan baik.

Viktor menjelaskan, dengan upaya konservasi ini, internasional akan melihat kepedulian pemerintah terhadap lingkungan, khususnya kelestarian satwa komodo.

"Kita sedang memberikan pesan ke dunia bahwa kita peduli lingkungan," ujar Viktor.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/02/113300278/komodo-legenda-putri-naga-di-labuan-bajo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke