AMBON, KOMPAS.com - Tiga rumah warga di dusun Kelapa Dua, Desa Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku rusak diterjang gelombang pasang pada Minggu (31/7/2022).
“Ada tiga rumah yang rusak. Itu karena ombak dari laut ditambah abrasi dan hujan kemarin,” kata tokoh masyarakat setempat, Subhan Narahaubun kepada Kompas.com via telepon seluler, Senin (1/8/2022).
Subhan menjelaskan, tiga rumah warga itu tersapu gelombang hingga rusak lantaran tidak ada talud penahan gelombang di pesisir pantai dusun tersebut.
Baca juga: Sungai Meluap Akibat Hujan Deras, 2 Jembatan di Seram Bagian Barat Maluku Rusak
Talud penahan gelombang hanya berada di ujung barat dan timur dusun tersebut sedangkan di tengah pesisir pantai dusun itu tidak ada tanggul yang dibangun.
“Memang ada talud tapi itu di ujung-ujung kampung. Kalau di bagian tengah yang terkena bencana itu belum ada talud,” ujarnya.
Akibat musibah itu, warga yang rumahnya rusak saat ini mengungsi di rumah keluarganya yang lebih aman.
Menurut Subhan, meski musibah itu sudah terjadi sejak Minggu kemarin, namun hingga kini belum ada tim dari pemkab Seram Bagian Barat yang mendatangi lokasi tersebut.
“Sampai saat ini belum ada yang datang lihat,” katanya.
Dia menambahka, gelombang pasang di dusun tersebut selalu terjadi setiap tahunnya.
Baca juga: Warga Seram Bagian Barat Serahkan 4 Senpi Laras Panjang dan 15 Bom Rakitan ke Polisi
Pada tahun lalu, dua rumah warga di dusun itu juga rusak karena dihantam gelombang. Selain merusak tiga rumah, sejumlah rumah lainnya juga terancam rusak.
Ia pun meminta kepada pemkab setempat agar dapat membangun talud penahan gelombang di dusun itu agar warga tidak lagi terancam saat musim gelombang dataing.
“Ini setiap tahun begini, tahun kemarin juga dua rumah di sini rusak. Jadi kami sangat berharap pemerintah bisa bangun talud di sini, ini harapan semua warga,” ujarnya.
Baca juga: Kejati Maluku Usut Dugaan Korupsi Dana Hibah Pilkada 2017 di Seram Bagian Barat
Terkait muibah tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Seram Bagian Barat, Thomas Watyimena yang dikonfirmasi belum merspons.
Sementara Camat Kairatu Marco Roy Letawael mengaku akan segera melaporkan kejadian itu ke Pemkab Seram Bagian Barat untuk dapat ditindaklanjuti.
“Saya akan segera koordinasikan dan mendorong ke instansi teknis,” katan Marco kepada Kompas.com via WhatsApp.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.