Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdikpora DIY Periksa SMA di Bantul yang Diduga Paksa Siswi Kenakan Jilbab

Kompas.com - 29/07/2022, 20:39 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membentuk tim untuk menelusuri kasus siswi yang dipaksa mengenakan hijab di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul.

"Itu baru kita telusuri. Ini teman-teman baru bentuk tim untuk menelusuri terkait hal tersebut," kata Kepala Dinas Disdikpora DIY Didik Wardaya, Kamis (29/7/2022).

Baca juga: Siswi SMA Negeri di Bantul Depresi Setelah Diduga Dipaksa Memakai Hijab

Didik menjelaskan bahwa aturan terkait seragam di sekolah negeri harus mencerminkan kebhinekaan, sehingga tidak boleh sekolah memaksa siswa untuk mengenakan pakaian dari simbol agama tertentu.

"Jadi kalau memang anak belum secara kemauan memakai jilbab ya tidak boleh dipaksakan karena itu sekolah pemerintah, bukan sekolah basis agama," ucapnya.

Didik menegaskan, sekolah tidak diperkenankan menjual seragam kepada siswa baru sesuai dengan Peraturan Menteri nomor 45 tahun 2014.

"Sekolah tidak boleh jual seragam, yang jual seragam bakul," tegasnya.

Jika nantinya dalam penelusuran terdapat pemaksaan Disdikpora akan mencocokkan kembali dengan aturan PP 94 tahun 2001 apakah melanggar atau tidak.

"Yang jelas kita akan memberikan peringatan supaya tidak terjadi lagi," ujar dia.

Baca juga: Soal Larangan Pakai Jilbab, Sekolah dan Orangtua Siswa Akhirnya Bersepakat

Didik menyampaikan saat ini Disdikpora telah melakukan pemeriksaan kepada pihak sekolah seperti kepala sekolah, lalu panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

"Sudah kita klarifikasi, dan memang itu sepertinya di sekolah memang menyediakan seragam itu. Tapi masalah kemudian siswa harus membeli atau tidak itu masih kita dalami. Teman-teman masih menelusuri lebih lanjut," jelas Didik.

Sebelumnya, seorang siswi SMA Negeri I Banguntapan, Kabupaten Bantul mengalami depresi setelah diduga dipaksa mengenakan hijab.

Bahkan siswi ini sampai mengurung diri di dalam kamarnya.

Pendamping siswi tersebut sekaligus Ketua Sarang Lidi Yuliani menceritakan awalnya yang bersangkutan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri I Banguntapan. Saat itu siswi ini tidak mengenakan hijab.

"Itu ada MPLS mengenal lingkungan sekolah itu anaknya nyaman-nyaman aja tidak ada masalah. Terus masuk pertama itu tanggal 18 Juli itu masih nyaman," ujar Pendamping korban sekaligus Ketua Sarang Lidi Yuliani saat ditemui di kantor Ombudsman Perwakilan Yogyakarta, Jumat (29/7/2022).

Yuliani menyampaikan pada hari kedua tanggal 19 Juli 2022 siswi ini di panggil ke ruangan Bimbingan dan Konseling (BK) sekolah. Saat dipanggil itu ditanya kenapa tidak mengenakan hijab.

"Menurut WA di saya ini, anak itu dipanggil di BP diinterogasi tiga guru BP, bunyinya itu kenapa enggak pakai hijab? Dia sudah terus terang belum mau," ucapnya.

Ayah siswi tersebut, lanjut Yuliani, sudah membelikan hijab yang dijual oleh SMA Negeri I Banguntapan, Bantul. Namun memang siswi ini belum berkeinginan mengenakan hijab.

"Bapaknya udah membelikan hijab tapi dia belum mau. Itu kan enggak apa apa, hak asasi manusia," tuturnya.

Baca juga: Saat Siswa SD di Gunungsitoli Menangis karena Dilarang Pakai Jilbab di Sekolah

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul Agung Istiyanto memilih diam dan masuk mobil saat ditanya oleh sejumlah wartawan usai pertemuan di kantor Ombudsman Perwakilan Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com