Kompas.com menyempatkan diri bertemu dengan nenek yang dimaksud Suhani di bangsal perempuan. Keduanya tampak kikuk saat bertemu.
"Kamu sehat, apa kabar," sapa Suhani pada Sang Nenek.
Pertemuan itu membuat ada haru tersirat dari para pegawai PSTW yang sempat menemani Kompas.com.
"Memang ada aturan di sini bila ada yang menikah maka mereka harus keluar. Jadi kami menjalankan saja aturan itu," ujar petugas PSTW Indiryanto.
Kepala Bidang Bimbingan Sosial dan Keterampilan, PSTW, Indiryanto mengklaim, pelayanan terbaik telah diberikan untuk penghuni panti yang berasal dari kalangan beragam.
"Latarbelakang penghuni panti kami macam-macam dari warga ekonomi lemah sampai kelas menengah, namun semua kami layani secara profesional. Bagaimana membuat mereka nyaman serta berkegiatan," jelas Indri.
Ada beberapa kegiatan yang ia siapkan mulai dari beternak, berkebun hingga kegiatan rohani.
"Meski memiliki terbatas anggaran untuk ekonomi dan sosial kami kreatif ada juga donasi masyarakat sehingga kakek dan nenek bisa berkegiatan. Kita bisa buka ternak itik, ayam, dan kambing. Modalnya dari sumbangan masyarakat," jelasnya.
Saat ditanya untuk bidang ekonomi dan bina sosial dirinya hanya dianggarkan Rp 800 ribu setahun dari APBD Pemprov Bengkulu.
"Kalau mengandalkan APBD kurang maka kami sering mendapat donasi bantuan," ujarnya.
Baca juga: Kisah Nenek Patresya, Hilang 3 Hari di Hutan, Ditemukan Menangis dan Lemas di Bawah Pohon
Indriyanto menceritakan dirinya baru beberapa bulan dipindahtugaskan di tempat itu, ada banyak cerita yang ia temukan.
"Mereka sering juga ribut terutama ributnya kalau rebutan azan di masjid. Maka kami berikan jadwal azan bergantian agar tidak rebutan. Selain itu ada juga keributan pasal cemburu antara kakek-kakek karena menyukai seorang nenek di bangsal perempuan. Ada juga yang suka keluar panti tanpa pamit sehingga kami kerepotan mencarinya berhari-hari," kenang Indri.
Indriyanto berpesan pada masyarakat bila ingin memberikan donasi atau bantuan pada penghuni panti dapat berkoordinasi dengan pihaknya. Terutama bantuan untuk beternak, pupuk, dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.