Menurut Setu, sebelumnya sempat ada wacana regrouping sekolah, namun ditolak warga Dusun Tembong, lokasi SD Negeri 3 berdiri.
"Warga menolak keras karena jarak dengan SD Negeri 1 jauh, mungkin sekitar 5 kilometer dari SD Negeri 3," ujar Setu.
Selain itu, akses jalan yang dilalui juga sulit karena kontur naik turun dan berliku.
"Jarakanya terlalu jauh dan sulit. Kalau gerimis mobil dan motor enggak bisa jalan, guru sini ada yang jatuh tiga kali jatuh," kata Setu.
Bahkan ketika gerimis, para guru memilih meninggalkan sepeda motor di jembatan sebelum tanjakan dusun tersebut.
"Guru milih melanjutkan jalan kaki ke sekolah jaraknya sekitar 3 kilometer," ujar Setu.
Atas kondisi tersebut, Setu berharap ada perhatian dari pihak terkait agar proses pendidikan di dusun terpencil itu terus berjalan.
Untuk menuju dusun tersebut memerlukan waktu hingga 1 jam menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota Kecamatan Majenang.
"Setiap warga berhak mendapat pendidikan yang layak, itu yang saya perjuangkan, termasuk sarprasnya yang memenuhi syarat. Mudah-mudahan ini jadi perhatian, ini juga harapan wali murid agar bisa belakar dengan aman," harap Setu.