KUPANG, KOMPAS.com - Terik matahari yang menyengat kulit tak membuat semangat Brigadir Kepala Nasrul Ikhwan Ninong menjadi kendor, Senin (25/7/2022). Ia tetap cekatan membersihkan tanaman pengganggu yang melekat di daun pohon tomat.
Nasrul, sapaan akrabnya, merupakan polisi yang bertugas di daerah perbatasan Republik Indonesia (RI) dan Timor Leste. Ia menjabat sebagai Kepala Unit Samapta Kepolisian Sektor Lasiolat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Masih mengenakan pakaian seragam korps baju cokelat, Nasrul bersama beberapa warga yang bermukim di wilayah perbatasan RI-Timor Leste mengolah lahan tidur menjadi kebun tomat.
Anggota Polres Belu ini menjadi inspirasi bagi warga, khususnya petani ladang untuk menambah penghasilan bagi keluarga.
Nasrul memanfaatkan peluang pertanian di wilayah Desa Maneikun, Kecamatan Lasioat, Kabupaten Belu.
Di luar tanggung jawab sebagai anggota Polri, Bripka Nasrul juga menjadi petani.
Baca juga: Dahi Balita di NTT Tertembak Senapan Sang Ayah hingga Tewas, Bermula Bermain Saat Orangtua Pergi
Bersama warga petani di Desa Maneikun, ia memanfaatkan lahan tidur yang selama ini tidak dikelola.
Ia menanam sekitar 700 tanaman tomat lahurus yang merupakan khas daerah Lasiolat di lahan seluas setengah hektar.
Tomat lahurus merupakan satu-satunya jenis tomat yang berukuran besar. Tomat itu hanya bisa tumbuh di beberapa desa di Kecamatan Lasioat, Kabupaten Belu.
"Sangat motivasi buat saya untuk menunjukkan kepada masyarakat petani Kecamatan Lasiolat. Apalagi potensi di sini banyak lahan kosong sehingga bagaimana caranya kita memanfaatkan lahan yang ada itu untuk bercocok tanam," ujar Nasrul kepada sejumlah wartawan, Senin.
Sebagai seorang anggota polisi, dirinya ingin menunjukkan bahwa daerah perbatasan itu potensial untuk lahan pertanian. Karena itu, ia ikut memanfaatkan lahan tidur untuk menanam tomat.