Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Korupsi Dana Operasional Sekolah, Direktur PDAU Purworejo Ditetapkan sebagai Tersangka

Kompas.com - 22/07/2022, 15:54 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Direktur Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Kabupaten Purworejo ditetapkan menjadi tersangka kasus Korupsi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi tahun anggaran 2022.

Hal itu terungkap saat Kejaksaan Negeri Purworejo menggelar konferensi pers pada Jumat (22/7/2022) Pagi. Direktur PDAU tersebut diketahui ditetapkan tersangka sejak 11 Maret 2022 yang lalu.

Direktur PDAU berinisial DP ini telah ditetapkan tersangka berdasarkan Surat Penetapan Kejaksaan Negeri Purworejo Nomor 21/M.3.24/Fd.1/03/2022.

Baca juga: Dugaan Korupsi Bantuan Rumah Tidak Layak Huni, Mahasiswa Demo Kejari Lamongan

Kajari Purworejo Eddy Sumarman menjelaskan, DP sebagai Direktur PDAU Purworejo telah merugikan negara sebesar Rp 646.053.924. Ia menyebut kasus dugaan korupsi ini sudah dinaikkan ke tahap Penuntutan (Tahap II) pada tanggal 07 Juli 2022 yang lalu.

"Perkara dugaan Tindak Pidana Korupsi Perusahaan Umum Daerah Aneka Usaha (PDAU) Kabupaten Purworejo TA 2020-2021saat ini ddalam persiapan limpah ke Pengadilan Tipikor pada PN Semarang," katanya.

Bangga Prahara, Kasi Tindak Pidana Kusus Kejaksaan Negeri Purworejo menjelaskan, DP melakukan korupsi yang merugikan negara hingga ratusan juta rupiah tersebut berawal dari adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi yang diberikan kepada satuan pendidikan di Purworejo.

Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat. akhirnya PDAU mengundang para penerima bantuan pada 22 Juli tahun 2020 dan memberikan sosialisasi kepada para penerima bantuan.

Surat undangan sosialisasi tersebut juga ditandatangani oleh kadisdikpora setempat dengan Jumlah penerima BOS Afirmasi sekitar 92 sekolah tingkat SD dan SMP.

"Dalam sosialisasi ini ada Pihak PDAU juga dan menyarankan agar sekolah-sekolah penerima BOS Afirmasi melakukan pembelian perlengkapan Sekolah di PDAU Purworejo," katanya.

Baca juga: Pemkab Lamongan Ganti Camat yang Ditahan karena Korupsi Bantuan Pertanian

Dari proses pengadaan barang dengan nilai total mencapai Rp 5,7 miliar ini Bangga, menyebut ada potensi keuntungan sejumlah Rp 646.053.924. Namun keuntungan tersebut tidak dimasukkan kas PDAU melainkan masuk kantong pribadinya.

Dari penyidikan yang dilakukan Kejaksaan Negeri Purworejo sementara masih menetapkan satu tersangka. Namun pihaknya mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada tersangka lainnya yang terseret dalam kasus ini.

"Sementara ini tersangkanya baru DP, tidak menutup kemungkinan ada yang lain," katanya.

Saat ditanya terkait keterlibatan Dinas Pendidikan setempat dalam kasus ini, pihaknya menyebut kalau Dinas Pendidikan tidak mengarahkan namun tetap memperbolehkan sekolah-sekolah untuk mengambil barang dari PDAU.

Baca juga: Kasus Korupsi Bantuan Sapi Kemendes di Wonogiri, Jaksa Tahan Dua Tersangka

"Pada saat sosialisasi (kepala Disdikpora) memang tidak mengarahkan, jadi kepada sekolah-sekolah yang mau mengambil Di PDAU diperbolehkan oleh Kepala Dinas pendidikan pada saat itu," katanya.

Menurutnya, pada kasus tersebut Direktur PDAU telah melakukan perbuatan yang melanggar Pasal 2 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan melanggar Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 65 ayat (1) KUHP.

"Untuk Pasal 2, ancaman hukumannya paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com