Menurut Stanislaus, pasukan teritorial yang bertugas mendampingi masyarakat serta intelijen yang intens bertemu dengan masyarakat, bila tidak dibentengi dengan jiwa nasionalisme yang kuat, bisa saja terbawa oleh ideologi KKB.
"Mereka punya strategi intelijen, siapa yang bisa digalang, lawan mana yang bisa ditarik," ungkapnya.
Agar kejadian serupa tak terulang, Stanislaus berpandangan agar aparat keamanan harus sangat selektif ketika melakukan rekruitmen maupun penempatan anggotanya, terutama di daerah-daerah yang rawan.
Baca juga: Diduga Kabur Saat Bertugas, Prada Yotam Sudah 4 Hari Tak Kembali ke Kesatuan
Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 172/Praja Wira Yakhti Brigjen TNI J.O. Sembiring menjelaskan, keberadaan Yotam saat ini tengah diburu oleh Polisi Militer Komando Daerah Militer (Pomdam) XVII/Cenderawasih.
Sembiring menegaskan, Yotam telah dipecat atau PTDH (Pemberhentian Tidak dengan Hormat) sebagai anggota TNI.
"Sudah desersi dan dan sudah diputuskan hakim sudah PTDH alias pecat," tuturnya, Rabu.
"Pangdam sudah menyampaikan untuk mencari yang bersangkutan. Jadi meski sudah dipecat, tidak membuat kewenangan dari Pomdam untuk mengejarnya," terangnya.
Baca juga: Bergabung dengan KKB Nduga, Prada Yotam Terlibat Berbagai Aksi Kejahatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.