Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Ekor Musang Mati Tertabrak Kendaraan Melintas di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Sultra

Kompas.com - 15/07/2022, 11:56 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Tiga tahun terakhir, ada 26 ekor musang tenggalung (Viverra tangalunga) mati tertabrak kendaraan roda empat maupun roda dua yang melintas di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di  Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah-II Benny E Purnama menyebutkan, penyebab kematian satwa yang dilindungi di kawasan TNRAW dikarenakan kondisi jalan yang cukup gelap sehingga mengganggu aktivitas pengendara yang melintas di dalam kawasan yang ramai.

Baca juga: 202 Jenis Burung Berkicau Dijual di Medsos, 57 di Antaranya Satwa Dilindungi

Ia menyebutkan, dari 26 ekor musang yang mati itu, pada tahun 2019 ditemui sebanyak 19 ekor, tahun 2021 sebanyak 5 ekor, dan pada bulan Juni tahun 2022 ditemukan 2 ekor.

"Dikhawatirkan, jika kejadian ini terus berlangsung akan mengakibatkan populasi musang tenggalung (Viverra tangalunga) menjadi terancam, dan habitat musang akan sulit ditemui lagi di dalam kawasan," ujar Benny dalam keterangan tertulis seperti dikutip , Jumat (15/7/2022).

Di beberapa negara, ujar Benny, keberadaan satwa musang dapat diantisipasi dengan membuat koridor terowongan di bawah atau jembatan di atas tempat pelintasan satwa, agar mereka tidak terhalang aktivitasnya.

Seringkali jalan di kawasan yang penuh dengan satwa liar sepanjang jalan dilakukan pemagaran, bukan saja agar menghindari satwa tertabrak tetapi juga demi keamanan bagi pengendara.

Baca juga: Bupati Nonaktif Langkat Ditetapkan Tersangka Kepemilikan Satwa Dilindungi

Mengadopsi usaha yang dilakukan di beberapa negara dalam meminimalisir kematian satwa liar yang tertabrak kendaraan, maka di dalam kawasan TNRAW dapat dibuatkan terowongan di bawah atau jembatan di atas tempat pelintasan satwa atau garis kejut (polisi tidur).

Khususnya, pada titik yang seringkali dijumpai satwa mati tertabrak yaitu blok hutan Mandu-Mandula, Laea, Lampopala, dan blok hutan Tatangge.

Perlintasan satwa

TNRA Watumohai yang luasnya berkisar 105 ribu hektare membelah beberapa wilayah kabupaten, yakni Konawe Selatan, Bombana, Konawe dan Kolaka.

Kawasan itu saat ini memang cukup ramai dilintasi bagi kendaraan, karena berada di jalan poros provinsi antara Kabupaten Bombana dengan Kabupaten Konawe Selatan sepanjang 22,4 kilometer.

Jalan itu, kata Benny Purnama, membelah kawasan menjadi dua bagian, sehingga jadi  tempat perlintasan satwa liar. Akibatnya, banyak satwa mati yang melintas di jalan tersebut.

Baca juga: Helena Sky Bridge, Jembatan Gantung di Taman Nasional Bantimurung

Ia juga menambahkan, sebagai upaya mengurangi risiko kematian satwa yang dilindungi tersebut, pihaknya akan melakukan sosialisasi di jalan dengan membuat spanduk, dan membuat koridor untuk hewan penyeberangan bekerjasama dengan PUPR.

Data 2020 menyebutkan, satwa rusa (Rusa timorensis) yang diperkirakan masih hidup berkembang di kawasan padang savana itu di perkirakan tidak lebih dari 1.000-an ekor dan anoa (Bubalus depressicornis) berkisar puluhan ekor lagi.

Hal ini disebabkan perburuan satwa yang tidak terkendali oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab pada tahun 2000-an.

Pihak TNRAW mengklaim satwa rusa yang berkembang biak pernah mencapai puncak hingga 46 ribu ekor lebih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com