Saat jenazah tiba di rumah duka di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Samuel menerangkan bahwa polisi sempat melarang keluarga untuk melihat dan mendokumentasikan jenazah J.
"Awalnya kita dilarang, tapi mamaknya maksa mau lihat, dan pas dilihat saya langsung teriak lihat kondisi anak saya badannya lebam, mata kayak ditusuk dan ada luka tembak," ungkapnya.
Selain itu, kata Samuel, dirinya bersama istri dan kakak Brigadir J mengalami peretasan nomor WhatsApp dan media sosial. Peretasan itu dialami sejak Selasa (12/7/2022) pagi.
"Orang itu mau menyelidiki kami, mencari sesuatu terkait almarhum untuk mengaitkannya dengan kami," tuturnya di rumah duka, Selasa.
Atas kasus meninggalnya Brigadir J, Samuel meminta keadilan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).
Ia berharap kasus tersebut dibuka secara terang. Salah satunya dengan membuka rekaman closed-circuit television (CCTV) di tempat kejadian perkara.
"Kami butuh penjelasan, kalau memang anak kami salah, ya, berikan buktinya," tandasnya.
Di samping itu, Samuel juga berharap tidak ada lagi teror terhadap keluarganya, terutama peretasan di ranah pribadi keluarga.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jambi, Suwandi | Editor: David Oliver Purba, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Penembakan Brigadir J, Keluarga Brigadir Yosua Sebut Kejanggalan, CCTV hingga HP Tak Dikembalikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.