Dia mengaku, hampir putus asa karena tak ada pemasukan untuk membiayai kebutuhan anak asuhnya. Aning beruntung ada suami yang menguatkannya.
"Hampir putus asa, beruntung suami saya selalu mendukung saya," ujar dia.
Selain pengelolaan media sosial, bagian keuangan dan administrasi juga dipegang secara langsung oleh anak asuhnya. Aning bertugas sebagai pemantau dan pembimbing.
"Kami mulai bisnis sejak 2019 dan sekarang sudah anak-anak semua ini yang pegang," imbuh dia.
Awalnya, dia sempat ragu jika usaha tahu petis tersebut dianggap hanya memanfaatkan anak Panti Asuhan Rumah Shalom.
Baca juga: Beberapa Papan Bertuliskan ACT di Kantor Kota Semarang Mulai Diturunkan, Ini Penjelasan ACT Jateng
"Ya sempat berkecil hati takut kalau nanti usaha itu mati dan dianggap memanfaatkan anak-anak panti," papar dia.
Satu boks isi 11 tahu petis dia jual mulai Rp 35.000. Sementara, untuk tahu petis yang menggunakan vocum Rp 43.000 per boks.
"Yang pakai vocum itu bisa bertahan hingga 10 hari," ungkap dia.
Dalam satu hari, Panti Asuhan Rumah Shalom bisa memproduksi sekitar 100 boks.
Tahu petis "Bu Aning" bisa dipesan melalui offline dan online.
"Kalau keuntungannya lumayan bisa menambal kebutuhan anak-anak," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.