BITUNG, KOMPAS.Com - Rivai Husain (18), warga Girian Werot. Kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara, dinyatakan hilang sejak Senin (4/07/2022) kemarin. Rivai hilang saat memancing di Dermaga belakang PT GASMINDO Kota Bitung
Upaya pencarian terhadap anak ketiga dari pasangan Ajis Husain dan Atin Moha, pada Selasa (5/7/2022) sore ini, telah memasuki hari kedua. Pencarian dilakukan oleh Tim Basarnas, sejumlah Potensi SAR, serta dibantu warga dan pihak keluarga.
Berdasarkan Informasi yang dihimpun pihak Basarnas, teman korban yang juga saksi Hamdan melihat korban terjatuh. Hamdan menyebut korban tiba-tiba melompat ke dalam air saat alat pancingnya terjatuh.
Korban yang berhasil menggapai alat pancingnya berusaha menyelamatkan diri dengan cara meminta tolong. Hamdan kemudian berlari mencari bantuan ke warga namun saat tiba di lokasi, korban tak lagi terlihat.
Risky, kakak korban menjelaskan bahwa adiknya memang memiliki hobi memancing. Jika hendak memancing, Riski tinggal mengambil umpan di pasar secara cuma-cuma karena hampir semua penjual ikan mengenalnya.
Baca juga: Satu Keluarga di Kotabaru Tewas Tersetrum, Sapinya Juga Ditemukan Mati
Risky mengungkapkan lokasi memancing yang sering korban kunjungi bukanlah di belakang Dermaga. Namun karena beberapa hari lalu sempat hampir mendapat ikan besar, membuatnya korban penasaran.
"Dia sempat mancing disini beberapa hari lalu, dan katanya pancingnya sempat menyambar ikan besar namun lepas. Mungkin itu membuatnya penasaran untuk kembali mancing di sini. Padahal ini bukan lokasi pancing favoritnya," ungkap Risky.
Sementara itu, Kasi Ops Kantor SAR Manado Jendry Paendong mengatakan, skenario pencarian terhadap korban untuk hari kedua terbagi dua titik. Pertama dia area tempat korban hilang pertama kali. Kedua, mengarah ke laut Bitung dengan perahu air.
Dalam proses pencarian, Tim SAR menggunakan alat aqua eye. Alat tersebut digunakan untuk mendeteksi keberadaan korban di bawah laut dengan radius pencarian 50 meter. Lalu akan menurunkan tim penyelam ke titik deteksi.
"Pencarian kita bagi ua titik. Pertama di TKP, yang kedua dengan cara menyisir ke perairan Bitung karena alat aqua eye yang kita gunakan sempat mendeteksi sinyal. Mudah-mudahan hal itu sinyal posisi dari korban," ungkapnya.
Proses pencarian juga sedikit terhambat akibat cuaca di lokasi pencarian. Adanta musim angin Selatan berdampak pada gelombang tinggi, angin dan jarak pandang arus bawah pada titik nol.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.