Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Buang Sofa, Kasur, dan Sampah Besar Lainnya di Kota Bandung

Kompas.com - 05/07/2022, 16:36 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com – Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pengelolaan Sampah Kota Bandung, Jawa Barat, memfasilitasi masyarakat Bandung yang ingin membuang sampah besar dengan menyediakan jasa angkut langsung ke lokasi.

Sampah besar tersebut termasuk barang-barang perlengkapan rumah tangga yang sudah rusak atau tidak terpakai, seperti sofa, kasur, lemari, dan sebagainya.

Dilansir dari bandung.go.id, Senin (04/07/2022), Kepala UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung, Ramdani, mengatakan, warga Bandung yang ingin membuang sampah besar, terlebih dahulu menghubungi call center di nomor 022-720-7889 untuk menjadwalkan penjemputan sampah.

Setelah itu, petugas di lapangan akan menghubungi untuk mengonfirmasi alamat dan kesiapan penjemputan sampah.

“Pada satu titik jemput, maksimal bisa membuang dua unit sampah besar. Usahakan sampah besar sudah diletakkan di depan rumah agar mudah diangkut ke mobil,” jelas Ramdani.

Baca juga: 6 Titik Pembuangan Sampah Elektronik di Kota Bandung Menurut DLH

UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung tidak menetapkan tarif untuk program ini sehingga bisa dimanfaatkan secara gratis oleh warga Bandung.

“Kecuali untuk komersil, seperti perusahaan atau hotel, itu ada biaya jasanya,” katanya.

Sampah akan didaur ulang

Tidak semua sampah besar yang diterima akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung akan memperbaiki sampah-sampah yang masih bisa digunakan lagi.

“Kalau sampah seperti kursi dan sofa yang kakinya pincang, kita simpan di pul dulu untuk ditambal. Lumayan, bisa dipakai lagi buat duduk di taman,” ujar Ramdani.

Tak berhenti di situ, Ramdani mengungkapkan, UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung berencana menyelenggarakan second hand market.

Baca juga: Sungai Siak Pekanbaru Tercemar, Didominasi Sampah Mikroplastik Fiber

Jadi, jika ada barang-barang yang tidak terpakai namun masih layak digunakan, pihak UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung akan membuat pengumuman di media sosial sehingga jika ada yang membutuhkan, bisa mengambilnya ke lokasi.

Sementara itu, sampah-sampah besar yang sudah tidak bisa diperbaiki akan dibuang ke TPA Sarimukti dan ditimbun dengan sistem controlled landfill.

“Jadi, sampah besar itu ditumpuk, diratakan, lalu ditimbun. Katanya, nanti kalau di Legok Nangka baru akan diolahnya menggunakan sistem incinerator,” katanya.

Warga diharapkan tidak membuang sampah besar sembarangan

Dani mengatakan bahwa motivasi diadakannya program pengelolaan sampah besar ini adalah ketika ia dan timnya menemukan sampah-sampah besar saat membersihkan sungai dan lahan sampah liar.

“Dulu, kami pernah bersihkan sungai yang ada di perbatasan kota dan kabupaten sekitar Buahbatu. Ternyata, kami menemukan ada bathtub yang sumbat saluran, makanya jadi banjir di sana,” jelas Ramdani.

Baca juga: Melihat Pengolahan Sampah Plastik Jadi 3 Jenis BBM di Cilegon Banten

Oleh sebab itu, dengan adanya fasilitas dari UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung untuk membuang dan mengelola sampah besar dengan benar, warga Bandung diharapkan tidak lagi membuang sampah besar sembarangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, Lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, Lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com