“Saya pikir kehadiran ibu kota Provinsi Papua Tengah di Kabupaten Nabire ini merupakan anugerah Tuhan bagi kita sekalian, maka kepada masyarakat mari kita terima dengan keadaan lapang dada untuk menjawab kebutuhan pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, infranstruktur, peluang lapangan kerja, ekonomi. Misalnya pelayanan rumah sakit yang kita mengeluh, kekosongan guru yang kita mengeluh, ini pasti akan terjawab ketika Nabire menjadi ibu kota provinsi,” jelasnya.
“Nanti akan dibangun rumah sakit besar di ibu kota Provinsi Papua Tengah di Nabire, sehingga kabupaten-kabupaten sekitar akan merujuk pasien ke rumah sakit besar yang akan dibangun di Nabire. Ini nilai positif yang harus kita terima,” tambahnya.
Baca juga: Mengenal Daerah yang Menjadi Calon Provinsi Baru Papua Tengah
Bupati Kabupaten Nabire dua periode ini menegaskan bahwa pemekaran Provinsi Papua Tengah dan penempatan ibu kota provinsi di Kabupaten Nabire bukan semata-mata untuk dirinya selaku bupati saat ini, tetapi untuk masa depan masyarakat Papua, khususnya masyarakat yang akan masuk dalam lingkup Provinsi Papua Tengah.
“Pemekaran provinsi ini bukan untuk Mesak Magai selaku Bupati Nabire, tetapi itu titipan Tuhan untuk anak cucu ke depan,” tegas Bupati Mesak.
Baca juga: Tak Dianggarkan di APBN 2022, Proyek Strategis Nasional Bandara Nabire Terancam Mangkrak
Menyiapkan kantor gubernur sementara
Mesak mengatakan, pihaknya selaku Bupati Nabire akan menyiapkan berbagai hal untuk keperluan ibu kota Provinsi Papua Tengah, terutama kantor gubernur Papua Tengah sementara.
“Kami pemerintah daerah akan menyiapkan kantor gubernur sementara di Nabire,” katanya.
Tak hanya itu, pihaknya akan berupaya untuk menyiapakan lahan untuk membangun kantor gubernur dan segala fasilitas terkait dengan pemekaran Provinsi Papua Tengah.
“Segala fasilitas yang berkaitan dengan pemekaran Provinsi Papua Tengah dengan ibu kota di Kabupaten Nabire akan kami siapakan ke depan,” ucapnya.