CILACAP, KOMPAS.com - Masyarakat di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian Selatan diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Pasalnya hujan dengan intensitas lebat masih berpotensi mengguyur wilayah tersebut hingga akhir Juni 2022.
"Sampai akhir Juni, masih ada potensi hujan," kata Kepala Kelompok Teknisi Badan Meteotologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo kepada wartawan, Senin (27/6/2022).
Teguh menjelaskan, hasil pantauan pada Minggu (26/6/2022) di beberapa wilayah turun hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat.
Di wilayah Cilacap misalnya, hujan sangat lebat terpantau di stasiun pengamatan Karangpucung dengan curah hujan mencapai 146 milimeter. Selain di Cilacap, curah hujan sangat lebat juga terpantau di Banjarnegara, tepatnya di wilayah Purwanegara mencapai 140 milimeter.
Baca juga: Diguyur Hujan Lebat, Banjir dan Longsor Melanda Cilacap
Sedangkan untuk wilayah Purbalingga, tepatnya di sekitar Bukateja terjadi hujan sangat lebat 113 milimeter.
Lebih lanjut Teguh mengatakan, beberapa hal penyebab hujan sangat lebat yakni Dipole Mode Indek (DMI) bernilai negatif - 0,49 dari normal ± 0.4.
"Artinya suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke Wilayah Indonesia bagian Barat signifikan. Sehingga aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian Barat signifikan," jelas Teguh.
Selain itu, saat ini terdapat belokan angin dan konvergensi, sehingga potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa khususnya Jateng masih tinggi.
"Anomali suhu permukaan air laut atau sea surface temperature (SST) masih berkisar 1 sampai 3 derajat celsius, sehingga berpotensi menambah massa uap air," ujar Teguh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.