Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yusuf, Selamat berkat Jeriken Saat Insiden Kapal PMI Ilegal Tenggelam di Batam

Kompas.com - 21/06/2022, 09:54 WIB
Idham Khalid,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Rohani (34), warga Mangkung, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, dapat bernapas lega usai menerima telepon dari suaminya, Yusuf, salah satu penumpang kapal pengangkut pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal yang tenggelam di perairan Batam pada 16 Juni lalu.

Rohani mengungkapkan, dua hari pasca-insiden kapal tenggelam tersebut, ia ditelepon oleh suaminya melalui pinjaman ponsel milik seorang perawat rumah sakit.

Melalui sambungan telepon, Rohani dan Yusuf menangis karena tak menyangka peristiwa itu akan terjadi. 

Baca juga: Buntut Kapal Pengangkut PMI Ilegal Asal NTB Tenggelam di Batam, Pemda Diminta Serius Tangani Pekerja Migran

Rohani lantas menanyakan kronologi kapal tenggelam hingga menyebabkan Yusuf harus dirawat di rumah sakit. 

"Pokoknya dia cerita semua sambil nangis. Saat kejadian itu, katanya perahu melaju cepat dan menabrak kayu besar yang terapung di laut," ungkap Rohani melalui sambungan telepon, Selasa (21/6/2022).

Rohani menuturkan, suaminya selamat karena mendapatkan sebuah jeriken yang entah datang dari mana.

"Katanya semua orang panik. Waktu kejadian beruntung dia temukan jeriken sebagai pelampung," kata Rohani.

Baca juga: Kapal Pengangkut PMI Ilegal Asal NTB Tenggelam, Gubernur Zulkieflimansyah: Kita Sudah Maksimal Mencegah

Adapun empat orang lainnya yang pergi bersama Yusuf yakni Ahmad alias Amat, Muhammad Zohir Abbas, Arum, dan Muhammad Rahim hingga kini belum diketahui keberadaannya. 

"Namanya juga di laut, kita hanya bisa selamatkan diri masing-masing. Tapi katanya Yusuf sempat menarik tangan Muhammad Rahim karena dia tidak bisa berenang," kata Rohani.

Hingga kini, kata Rohani, suaminya masih di kantor polisi di Batam.

Belum diketahui kabarnya

Pengalaman berbeda dialami Jumisah yang belum mengetahui kabar suaminya, Muhammad Rahim. 

Jumisah mengetahui suaminya berada dalam insiden kecelakaan tersebut setelah mendengar kabar dari Rohani.

"Kemarin dapat informasi, bahwa suami saya belum ditemukan, dia terpisah di laut saat kapal boat tenggelam, hanya suami saya yang nggak ada," kata Jumisah sambil berlinang air mata.

Satu jam sebelum keberangkatan, suaminya itu sempat mengabarinya dan meminta doa untuk keselamatan dalam perjalanannya.

"Katanya dia mau ke Malaysia agar bisa memperbaiki rumah, untuk biaya sekolah anak juga," kata Jumisah.

Baca juga: Penantian Jumisah Tunggu Kabar Suami, Korban Kapal PMI Ilegal di Batam: Belum Tahu Selamat atau Tidak...

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat I Gede Putu Aryadi mengungkapkan, baru menerima informasi 23 korban yang selamat dari total 30 penumpang di kapal tersebut pada Senin (20/6/2022).

Aryadi menuturkan, ada informasi satu mayat ditemukan, tetapi ia belum memastikan apakah itu mayat kapal tenggelam PMI Ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com