Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Puan Maharani Saksikan Bekas Tambang di Bangka dari Pesawat: Parah...

Kompas.com - 20/06/2022, 20:17 WIB
Heru Dahnur ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com-Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani kaget saat mengetahui banyaknya lubang tambang di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Namun di sisi lain Puan menilai, keberadaan tambang menjadi bukti daerah Bangka kaya akan hasil timahnya.

"Saya waktu di pesawat parah ya sudah bolong. Saya surprise dekat kota dekat airport tapi situasinya parah. Biasanya tambang ini agak pinggir. Jadi ini betapa kayanya Pulau Bangka ini," kata Puan saat penanaman pohon di lahan reklamasi, Bangka Tengah, Senin (20/6/2022).

Baca juga: Pj Gubernur Babel Bentuk Satgas Pemberantasan Timah Ilegal, Ketuanya Pengusaha

Menurut Puan, masalah lingkungan hidup berpengaruh cukup besar bukan hanya pada ekonomi tapi juga kesehatan.

Untuk menanganinya, perlu komitmen bersama dan waktu yang tidak sebentar.

"Jangan habis manis sampah dibuang, jangan hanya mengeruk mengambil manfaat sumber daya alam tapi lupa memperbaiki alam tersebut. Apalagi 50 persen wilayah tambang dan 21 persen ini ilegal," ucap mantan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu.

Puan mengingatkan, perlu edukasi dan gotong royong untuk menyelamatkan masa depan Bangka Belitung.

Baca juga: Tiga Penambang Timah Ilegal di Babel Dijerat Denda Miliaran Rupiah

Selain itu, sumber daya alam diharap digunakan untuk kepentingan rakyat bangsa dan negara.

"Saya apresiasi PJ (Penjabat) Gubernur Babel dengan gerakan penghijauan. Pemerintah harus bisa turun tangan langsung. Ini masalah serius yang enggak bisa diselesaikan pemerintah daerah harus didukung pemerintah pusat. Ini jangan seperti kembang api yang meriah di awal habis itu enggak ada lagi," pesan Puan.

Saat penghijauan itu ditanam cemara laut dan ketapang di lahan seluas 0,5 hektar.

Lokasi penamanan berada di kawasan Bandara Depati Amir Pangkalpinang yang sebelumnya kawasan ini merupakan kawasan penambangan timah ilegal.

Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengatakan, program penghijauan bukanlah pekerjaan yang mudah.

Baca juga: Tambang Timah di Perumahan Mewah Kota Pangkalpinang Disita Aparat

Memerlukan usaha bersama dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal ini akibat aktivitas tambang timah ilegal yang terjadi secara masif.

"Industri ini (pertambangan) sering dicitrakan buruk karena kerusakan lingkungan yang masif. Untuk itulah kita dengan penuh kesadaran memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada namun tetap menjaga lingkungan demi kemaslahatan," katanya dalam sambutan.

Ia menyebutkan Bangka Belitung memiliki luas daratan sebesar 16.424, 06 km dari daratan itu 57,2 persen kawasan ini merupakan izin usaha pertambangan.

Dengan kandungan mineral logam timah 55,53 persen.

"Sebagian besar wilayah darat di provinsi ini digunakan untuk pertambangan mineral logam. Yang kita lihat ini hanya setengah hektar dari 60.400 hektar bukaan lahan akibat tambang ilegal. Dari total luas wilayah IUP 288 hektar. Artinya mendekati 21 persennya bukaan lahan akibat tambang ilegal," sebut Ridwan yang juga Dirjen Minerba Kementerian ESDM.

Baca juga: Kapal Keruk Pasir Timah Terbakar di Laut Bangka

Pemerintah daerah, kata Ridwan akan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menghijaukan kembali bukaan lahan akibat aktivitas tambang ilegal.

Langkah yang dilakukan untuk menghentikan tambang ilegal di antaranya dengan membentuk satgas penanganan tambang timah ilegal.

Pelaku usaha timah ditunjuk ke dalam satgas dengan harapan lebih fasih dan kenal dengan medan sehingga penanganan lebih efektif. Sedangkan pemerintah tetap melakukan pengendalian dan evaluasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com