Salin Artikel

Saat Puan Maharani Saksikan Bekas Tambang di Bangka dari Pesawat: Parah...

Namun di sisi lain Puan menilai, keberadaan tambang menjadi bukti daerah Bangka kaya akan hasil timahnya.

"Saya waktu di pesawat parah ya sudah bolong. Saya surprise dekat kota dekat airport tapi situasinya parah. Biasanya tambang ini agak pinggir. Jadi ini betapa kayanya Pulau Bangka ini," kata Puan saat penanaman pohon di lahan reklamasi, Bangka Tengah, Senin (20/6/2022).

Menurut Puan, masalah lingkungan hidup berpengaruh cukup besar bukan hanya pada ekonomi tapi juga kesehatan.

Untuk menanganinya, perlu komitmen bersama dan waktu yang tidak sebentar.

"Jangan habis manis sampah dibuang, jangan hanya mengeruk mengambil manfaat sumber daya alam tapi lupa memperbaiki alam tersebut. Apalagi 50 persen wilayah tambang dan 21 persen ini ilegal," ucap mantan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu.

Puan mengingatkan, perlu edukasi dan gotong royong untuk menyelamatkan masa depan Bangka Belitung.

Selain itu, sumber daya alam diharap digunakan untuk kepentingan rakyat bangsa dan negara.

"Saya apresiasi PJ (Penjabat) Gubernur Babel dengan gerakan penghijauan. Pemerintah harus bisa turun tangan langsung. Ini masalah serius yang enggak bisa diselesaikan pemerintah daerah harus didukung pemerintah pusat. Ini jangan seperti kembang api yang meriah di awal habis itu enggak ada lagi," pesan Puan.


Saat penghijauan itu ditanam cemara laut dan ketapang di lahan seluas 0,5 hektar.

Lokasi penamanan berada di kawasan Bandara Depati Amir Pangkalpinang yang sebelumnya kawasan ini merupakan kawasan penambangan timah ilegal.

Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengatakan, program penghijauan bukanlah pekerjaan yang mudah.

Memerlukan usaha bersama dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal ini akibat aktivitas tambang timah ilegal yang terjadi secara masif.

"Industri ini (pertambangan) sering dicitrakan buruk karena kerusakan lingkungan yang masif. Untuk itulah kita dengan penuh kesadaran memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada namun tetap menjaga lingkungan demi kemaslahatan," katanya dalam sambutan.

Ia menyebutkan Bangka Belitung memiliki luas daratan sebesar 16.424, 06 km dari daratan itu 57,2 persen kawasan ini merupakan izin usaha pertambangan.

Dengan kandungan mineral logam timah 55,53 persen.

"Sebagian besar wilayah darat di provinsi ini digunakan untuk pertambangan mineral logam. Yang kita lihat ini hanya setengah hektar dari 60.400 hektar bukaan lahan akibat tambang ilegal. Dari total luas wilayah IUP 288 hektar. Artinya mendekati 21 persennya bukaan lahan akibat tambang ilegal," sebut Ridwan yang juga Dirjen Minerba Kementerian ESDM.

Pemerintah daerah, kata Ridwan akan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menghijaukan kembali bukaan lahan akibat aktivitas tambang ilegal.

Langkah yang dilakukan untuk menghentikan tambang ilegal di antaranya dengan membentuk satgas penanganan tambang timah ilegal.

Pelaku usaha timah ditunjuk ke dalam satgas dengan harapan lebih fasih dan kenal dengan medan sehingga penanganan lebih efektif. Sedangkan pemerintah tetap melakukan pengendalian dan evaluasi.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/20/201706078/saat-puan-maharani-saksikan-bekas-tambang-di-bangka-dari-pesawat-parah

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke