Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2022, 12:15 WIB
Farida Farhan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang dulunya dikenal sebagai sentra perajin bata merah. Namun kini bergeser menjadi sentra ikan patin.

Beberapa tahun terakhir, permintaan bata merah kian menurun karena serbuan bata putih atau hebel. Hal itu menyebabkan para pengusaha bata merah gulung tikar dan banyak yang beralih ke bisnis lain, salah satunya tambak ikan patin.

Lubang galian tanah yang sebelumnya dipakai untuk bahan produksi bata merah disulap menjadi tambak dan ditebar ikan patin.

Hingga akhirnya, saat ini tambak ikan patin menjadi andalan warga Desa Mekarmulya dan dikenal sebagai sentra ikan patin.

Baca juga: Karyawan Tambak Berkomplot Curi Ribuan Kg Udang Senilai Rp 72 Juta, Uangnya Dibagi-bagikan

"Karena memang saat ini lebih menjanjikan (ikan patin). Dan kami memanfaatkan bekas-bekas lubang galian tanah menjadi tambak," kata Abdul Rozak (27), seorang petambak patin di Desa Mekarmulya, Kamis (9/7/2022).

Di sisi lain, bisnis ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus) terbilang gurih. Saat panen, pembeli sudah menunggu dengan membawa tim pemanen.

Sehingga menurut Rozak, tak ada kesulitan untuk pemasaran.

"Biasanya tengkulak (memanen tambak) yang kemudian didistribusikan ke pasar-pasar," kata fia.

Dalam sekali panen selama tiga bulan pembesaran, kata Rozak, dia bisa mendapatkan omzet hingga Rp 17 juta dengan biaya produksi Rp 9 juta.

Abdul Rozak (27), warga Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang memperlihatkan ikan patin di tambaknya, Kamis (9/7/2022).KOMPAS.COM/FARIDA Abdul Rozak (27), warga Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang memperlihatkan ikan patin di tambaknya, Kamis (9/7/2022).

"Misalnya saya tebar 1.000 ekor (bibit ikan) dan panen itu bisa sebanyak satu ton. Bisanya ikan yang dipanen ukuran 1 kilogram, " katanya.

Rozak mengaku untuk pakan, dalam satu bulan dia akan menggunakan pelet sebanyak satu kuintal. Adapun dua bulan berikutnya ia akan menggunakan limbah bekas katering perusahaan. Dalam satu hari, menghabiskan 1 drum limbah katering yang diberikan pada pagi dan sore hari.

"Satu kilonya itu ikan kita jual ke tengkulak seharga Rp 17.000 per kilogram, " katanya.

Kendati banyaknya petambak ikan patin di Desa Mekarmulya, Rozak mengaku sangat minim sentuhan dari pemerintah. Ia sangat berharap adanya pembinaan dan pengembangan yang bisa mengembangkan daerah tersebut menjadi desa patin.

"Kalau kendala misalnya dalam memperoleh bibit yang pas," kata dia.

Baca juga: Banjir Rob Jateng, Setelah Tambak Mulyo, Kini Tanggul Sungai Meduri Pekalongan Jebol, Aktivitas Warga Lumpuh

Direktur Bumdes Tri Mekar Desa Mekarmulya Rohadi mengatakan, potensi tambak di wilayah Desa Mekarmulya hampir 60 hektare. Warga-warga banyak yang memanfaatkan bekas galian bata merah menjadi tambak.

Desanya pun menjadi salah satu sentral patin di Karawang. Pemasaran hingga keluar wilayah Karawang. Sekali panen, puluhan ton ikan patin bisa terangkut di wilayahnya.

"Bumdes sendiri punya dua tambak. Baru saja bibitnya ditebar," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Daftar Korban Kecelakaan Tragis Bawen | Cerita Kaesang soal Nama 'Mawar'

[POPULER REGIONAL] Daftar Korban Kecelakaan Tragis Bawen | Cerita Kaesang soal Nama "Mawar"

Regional
Pasutri di Kalbar Ditemukan Tewas di Dalam Rumah, Diduga Korban Perampokan

Pasutri di Kalbar Ditemukan Tewas di Dalam Rumah, Diduga Korban Perampokan

Regional
Titik Api Masih Ditemukan di TPA Jatibarang Semarang, Pemadaman Gunakan Helikopter 'Water Bombing'

Titik Api Masih Ditemukan di TPA Jatibarang Semarang, Pemadaman Gunakan Helikopter "Water Bombing"

Regional
Pakar Undip Sebut Karimunjawa Bakal Tenggelam jika Tambak Udang Dibiarkan

Pakar Undip Sebut Karimunjawa Bakal Tenggelam jika Tambak Udang Dibiarkan

Regional
Lantik Tiga Pj Bupati, Pj Gubernur Jateng Sampaikan Pesan Ini

Lantik Tiga Pj Bupati, Pj Gubernur Jateng Sampaikan Pesan Ini

Regional
Mengenal Tradisi Sekaten di Keraton Surakarta

Mengenal Tradisi Sekaten di Keraton Surakarta

Regional
Kapal Kargo Terbakar di Perairan Lampung, 26 Awak Dievakuasi

Kapal Kargo Terbakar di Perairan Lampung, 26 Awak Dievakuasi

Regional
Ayah Kandung di Lampung Timur Tega Cabuli Anak Saat Istri Pergi Belanja

Ayah Kandung di Lampung Timur Tega Cabuli Anak Saat Istri Pergi Belanja

Regional
Terjawabnya Teka-teki soal Sosok 'Mawar' di Video PSI, Ternyata Kaesang

Terjawabnya Teka-teki soal Sosok "Mawar" di Video PSI, Ternyata Kaesang

Regional
Sederet Fakta Kecelakaan Maut di Exit Tol Bawen Semarang, Kronologi, Penyebab dan Korban Jiwa

Sederet Fakta Kecelakaan Maut di Exit Tol Bawen Semarang, Kronologi, Penyebab dan Korban Jiwa

Regional
Hanung Resmi Jadi Pj Bupati Banyumas, Ini Profilnya

Hanung Resmi Jadi Pj Bupati Banyumas, Ini Profilnya

Regional
7 Calon Pekerja Migran Ilegal Diselamatkan Saat Hendak Diberangkatkan ke Malaysia via Batam

7 Calon Pekerja Migran Ilegal Diselamatkan Saat Hendak Diberangkatkan ke Malaysia via Batam

Regional
Mengaku Tak Suka Tempe, Jirayut Sebut Mendoan Khas Banyumas Rasanya Enak

Mengaku Tak Suka Tempe, Jirayut Sebut Mendoan Khas Banyumas Rasanya Enak

Regional
Viral, Video 2 Mobil Tangki Ugal-ugalan di Palembang, Pengemudinya Mengaku Iseng

Viral, Video 2 Mobil Tangki Ugal-ugalan di Palembang, Pengemudinya Mengaku Iseng

Regional
Lagi, Asap Ganggu Penerbangan di Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru, Tiga Maskapai 'Delay'

Lagi, Asap Ganggu Penerbangan di Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru, Tiga Maskapai "Delay"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com