Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaktus Mini Warna-warni, Hobi yang Membantu Kahar "Survive" di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 06/06/2022, 17:28 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Terkadang hobi jika ditelateni, bisa menjadi penopang hidup dan mendatangkan rupiah.

Kalimat tersebut dialami oleh warga Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, Kaharuddin.

Berawal dari ketertarikan terhadap bentuk kaktus mini yang estetik, Kahar lalu mencoba budi daya dengan memesan indukan kaktus di Pulau Jawa.

"Awalnya iseng, jadi hobi, dan akhirnya malah bisa mendapat uang dari hobi. Jadi memang betul, hobi kalau ditelateni bisa menghidupi kita," ujar Kahar, Senin (6/6/2022).

Awal pandemi Covid-19 pada 2020, Kahar yang merupakan ASN di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nunukan, terhimpit persoalan ekonomi.

Baca juga: PPDB Kabupaten Nunukan, Siswa yang Orang Tuanya Meninggal akibat Covid-19 Masuk Jalur Afirmasi

Ruang gerak terbatas dan kebutuhan yang meningkat, membuat ia stres.

Ia pun lalu mencoba refreshing dengan browsing hal yang bisa menjadi kerjaan sambilan, yang dirasa cocok dengan kondisi perbatasan RI – Malaysia.

"Saya lihat kaktus mini warna warni, kebetulan saya juga hobi dengan kaktus. Saya belilah indukan dari jawa untuk koleksi. Lama lama bertunas, berbunga dan menjadi banyak," tutur Kahar.

Mengurus kaktus akhirnya menjadi kesibukan Kahar di masa pandemi Covid-19.

Ia tidak terlalu pusing dengan keadaan, karena memiliki hobi baru sebagai penghilang stres.

Ia terus mencoba hal baru untuk budi daya kaktus, termasuk melakukan grafting dengan pohon buah naga.

Percobaannya langsung sukses, pertumbuhan kaktus semakin cepat dan memiliki bentuk beragam.

"Dari hasil praktik coba-coba di YouTube, saya dapatkan beberapa jenis kaktus. Ada jenis cat eye, pink diamond, star fire, gymno Mihanovichi dan banyak lainnya," kata dia.

 

Niat menjual berawal dari ketertarikan ibu-ibu pejabat

Saat itu, Kahar belum berniat menjual kaktusnya. Ia hanya ingin mengoleksi untuk penghilang stres dan refreshing dari jenuhnya masa pembatasan berkegiatan di kala pandemi Covid-19.

Sampai suatu ketika, pondokan depan rumahnya tidak terasa penuh dengan kaktus dan iapun menambah bangunan baru di samping rumahnya untuk menampung kaktus mini yang cantik tersebut.

Baca juga: 12 Warga NTT Dicegat Petugas di Nunukan, 2 di Antaranya Anak-anak, Berencana Kerja ke Malaysia

"Datang ibu-ibu pejabat Provinsi Kaltara waktu melakukan kunjungan ke Sebatik. Mereka melihat banyak kaktus di rumah dan mampir, lalu bertanya berapa harga kaktus. Sempat terkejut juga, karena saya tidak berniat menjual. Tapi, karena diberi harga lumayan, saya jual. Dari situlah saya memutuskan untuk berjualan kaktus mini," tutur dia.

Sejak itu, Kahar mendapat berkah dari hobi kaktusnya. Tidak jarang ia diundang untuk mengisi acara ibu-ibu PKK atau acara Dharma Wanita di sejumlah Kecamatan di Pulau Sebatik.

Ia menjadi narasumber untuk metode serta proses grafting antara kaktus dan pohon buah naga.

"Honor jadi narasumber Rp 2,5 juta. Biasanya Kecamatan jika mengundang sekaligus memborong kaktus. Jadi, lain uang honor narsum, lain lagi uang dari pembelian kaktus," kata Kahar berseloroh.

Jadi trend anak muda, pengganti bunga mawar

Kahar mengaku mendapat hasil cukup lumayan dari berjualan kaktus. Selain gaji PNS, ia memiliki sampingan yang menyenangkan.

Pemandangan kaktus mini warna-warni, memang cukup indah untuk lokasi swa foto, khususnya untuk pasangan muda mudi.

"Saya juga menerima pesanan dari Jawa dan Makassar. Tapi lebih banyak yang datang ke rumah untuk memilih langsung dan berfoto. Memang cantik spotnya karena warna-warni dengan beragam bentuk, dari bulat, panjang, bentuk bintang, sampai yang mirip senjata Hanoman (gada)," ujar dia.

Kaktus mini warna-warni, saat ini menjadi tren di kalangan remaja di perbatasan RI-Malaysia.

Anak ABG disebut banyak memesan kaktus untuk kado ulang tahun atau merayakan hari jadian. Kaktus dikatakan menggantikan bunga mawar.

"Tidak ada yang tanam mawar, jadi diwakili sama kaktus saja momen momen romantisnya remaja," kata dia.

Kahar tidak mau menceritakan berapa penghasilannya per bulan dari berjualan kaktus mini.

Hanya saja, ia menjamin tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dapur dan permintaan anak-anaknya.

Kaktus miliknya, yang paling murah adalah jenis Mihanovichi hijau, yang dihargai Rp 50.000.

Dan yang paling mahal adalah Mihanovichi warna-warni yang dihargai Rp 2,5 juta.

Baca juga: Salip Motor di Tikungan, Pengendara Jupiter di Nunukan Tewas Tertabrak Truk

"Yang sebesar kelereng itu harganya Rp 200.000, kalau sudah sebesar bola kasti, harganya diatas Rp 1 jutaan. Ada saja yang beli, dan Insya Allah tidak pernah mati bisnis kaktus. Kami terus belajar untuk budi daya, menciptakan hasil persilangan kaktus mini untuk mendapat model unik," kata Kahar.

Selanjutnya, Kahar berencana membuat link YouTube untuk menunjukkan karyanya melalui konten.

"Kami belajar dari YouTube dan rencananya akan berpromosi juga di YouTube. Ini masih tahap belajar," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sapi Terperosok ke dalam 'Septic Tank', Damkar di Ngawi Turun Tangan

Sapi Terperosok ke dalam "Septic Tank", Damkar di Ngawi Turun Tangan

Regional
Jelang Idul Adha 2024, Sapi di Kota Malang Diberi Jamu

Jelang Idul Adha 2024, Sapi di Kota Malang Diberi Jamu

Regional
Pembunuh Gajah Ditangkap di Aceh Utara, Gading Disita di Aceh Barat

Pembunuh Gajah Ditangkap di Aceh Utara, Gading Disita di Aceh Barat

Regional
Disebut Tewas Kecelakaan, Hansip di Kuningan Ternyata Jadi Korban Pembunuhan, Sang Istri Terlibat

Disebut Tewas Kecelakaan, Hansip di Kuningan Ternyata Jadi Korban Pembunuhan, Sang Istri Terlibat

Regional
Budayakan Hidup Sehat, Pj Gubernur Sulsel Ajak OPD dan Masyarakat Rutin Olahraga

Budayakan Hidup Sehat, Pj Gubernur Sulsel Ajak OPD dan Masyarakat Rutin Olahraga

Regional
Sopir Mengantuk, Calya Tabrak Pasutri di Banyumas dan Dua Orang Tewas

Sopir Mengantuk, Calya Tabrak Pasutri di Banyumas dan Dua Orang Tewas

Regional
2 Warga Tertimbun Longsor di Lampung

2 Warga Tertimbun Longsor di Lampung

Regional
Mengundurkan Diri karena UKT Mahal, Naffa: Cita-cita Saya Kuliah, tapi Tidak Terkabul

Mengundurkan Diri karena UKT Mahal, Naffa: Cita-cita Saya Kuliah, tapi Tidak Terkabul

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mandi di Sungai Sedalir, Bocah 8 Tahun Hanyut dan Ditemukan Tewas

Mandi di Sungai Sedalir, Bocah 8 Tahun Hanyut dan Ditemukan Tewas

Regional
Kronologi Polisi Tembak Mati DPO di Pekanbaru yang Nekat Tabrak Anggota saat Ditangkap

Kronologi Polisi Tembak Mati DPO di Pekanbaru yang Nekat Tabrak Anggota saat Ditangkap

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Kami akan Kembalikan Kejayaan Bumi Sriwijaya

Pj Gubernur Sumsel: Kami akan Kembalikan Kejayaan Bumi Sriwijaya

Regional
Detik-detik Satu Warga Purworejo Terseret Ombak Genjik hingga Hilang

Detik-detik Satu Warga Purworejo Terseret Ombak Genjik hingga Hilang

Regional
Usai Rakernas, PDI-P Purworejo Buka Pendaftaran Cabup dan Cawabup

Usai Rakernas, PDI-P Purworejo Buka Pendaftaran Cabup dan Cawabup

Regional
Gunung Marapi Meletus Lagi dan Lontarkan Abu Setinggi 1 Kilometer

Gunung Marapi Meletus Lagi dan Lontarkan Abu Setinggi 1 Kilometer

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com