SALATIGA, KOMPAS.com -Sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah, meninggalkan sejumlah jejak di beberapa daerah. Salah satunya di Blondo Kelurahan Kutowinangun Kidul Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
Di sini, terdapat petilasan, sumber mata air, dan makam Johar Manik. Dia adalah senopati Diponegoro yang menjadi Komandon Bulkiyo dengan anggota laskar-laskar di seputaran Salatiga.
Diceritakan Agustina Sri Kuntarsih, cucu canggah Johar Manik, sebelum Pangeran Diponegoro berangkat berunding, yang kemudian dijebak oleh Belanda, sempat bertemu Johar Manik di Watu Ceper.
Baca juga: Benteng Stelsel, Strategi Belanda untuk Menangkap Pangeran Diponegoro
"Dalam pertemuan tersebut, Johar Manik yang memiliki tongkat komando dari kayu blondo, diminta oleh Pangeran Diponegoro," jelasnya, Jumat (27/5/2022).
Selanjutnya, tongkat tersebut dipatahkan hingga menjadi dua bagian. Lalu, keduanya menancapkan kayu blondo tersebut. Jejaknya bahkan masih ada hingga saat ini.
"Pangeran Diponegoro juga berpesan, apa pun yang terjadi dalam perundingan tersebut, meski nanti tidak lagi bisa bertemu, perjuangan harus diteruskan dan tidak boleh kalah melawan penjajah," kata Kuntarsih.
Pangeran Diponegoro memiliki tempat favorit untuk beristirahat, yakni Watu Ceper. Di tempat tersebut yang letaknya paling tinggi, Pangeran Diponegoro biasa menikmati makanan favoritnya, roti putih, kentang londo yang dimakan bersama kripik singkong dibalur sambal.
Kuntarsih menambahkan, di area tersebut juga terdapat Selo Tirto Manik yang sumber airnya tak pernah surut. "Airnya dimanfaatkan masyarakat sekitar. Ini mata airnya dari kayu bendo yang ditancapkan kemudian mengalir hingga saat ini," imbuhnya.
Dikatakan, setelah Johar Manik meninggal, jasadnya dimakamkan di pemakaman Tanggulayu Nanggulan. "Johar Manik meninggal karena ditombak oleh pasukan 'londo ireng' (Belanda hitam), pasukan lokal yang bergabung dengan Belanda," ungkapnya.
Sementara Lurah Kutowinangun Kidul Titin Eka Novia mengatakan sejarah Johar Manik dan pasukan Pangeran Diponegoro saat ini sedang dikaji untuk dikembangan menjadi wisata reliji dan sejarah.
"Ada beberapa makam pejuang juga yang terhubung secara historis, jadi ini bisa menjadi laboratorium sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro di Salatiga," ungkapnya.
Titin menyampaikan sudah melakukan paparan kepada stakeholder terkait sejarah Johar Manik di wilayah Blondo.
"Di sini juga ada area yang pernah digunakan untuk berlatih perang pasukan Pangeran Diponegoro, kesenian yang dikembangkan, termasuk Pasar Sudiran yang menjadi potensi ekonomi," paparnya.
Baca juga: Biografi Singkat Raden Saleh dan Makna Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.