KOMPAS.com - Pengamat intelijan Stanislaus Riyanta menjelaskan, sejumlah kelompok teror di Indonesia yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria masih banyak dan ikatannya kuat.
Selain itu, arus balik warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS juga sangat mungkin menjadi ancaman.
"WNI yang bergabung dengan ISIS di Timur Tengah saja ada lebih dari 1000 orang, jika terjadi arus balik tentu akan menjadi ancaman tersendiri," katanya kepada Kompas.com, Selasa (24/5/2022).
Baca juga: Terduga Simpatisan ISIS Ditangkap di Malang, Pengamat: Ancaman Terorsime di Indonesia Masih Tinggi
Sementara itu, menurut Stanislaus, pola radikalisasi kelompok teroris juga mulai berubah seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Hal itu juga patut diwaspadai oleh aparat keamanan dan masyarakat secara umum.
"Radikalisasi atau penyebaran paham radikal berubah polanya, dulu radikalisasi dilakukan secara tatap muka dan ekslusif dalam kelompok tertutup, sekarang dilakukan secara terbuka dengan bantuan teknologi dan memanfaatkan sosial media," katanya.
Baca juga: Polisi Tangkap Terduga Pendukung ISIS di Kota Malang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.