Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temukan 2 Kasus Dugaan Hepatitis Misterius, Dinkes Malinau Keluhkan Belum Adanya Laboratorium Rujukan

Kompas.com - 20/05/2022, 21:43 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MALINAU, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malinau Kalimantan Utara mencatat dua temuan kasus probable atau dugaan hepatitis misterius.

Kasie Surveilans dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau, Arifin mengatakan, kasus pertama ditemukan pada bocah usia 15 tahun bernama MA warga Tanjung Belimbing Malinau Kota, pada 3 Mei 2022.

Sementara kasus kedua ditemukan pada AN (6) warga Belayan Malinau Utara, pada 13 Mei 2022.

"Keduanya berstatus probable hepatitis misterius,’" ujarnya, dikonfirmasi, Jumat (20/5/2022).

Baca juga: Lagi, Bayi 8 Bulan di Medan Meninggal Diduga Hepatitis Akut Misterius

Pada kasus MA, mengeluhkan mual, muntah, tapi tidak disertai demam. Diagnosa awal dokter di RSUD Malinau menemukan ikterik atau sakit kuning pada bocah. 

Kasus diobservasi dengan diagnose bisitopenia atau sebuah kondisi dimana dua sel darah, trombosit dan leukosit menurun. MA juga mengalami peningkatan fungsi hepar dan syok septic overcome. Ia pun dirawat di ruang UGD RSUD Malinau dan dilakukan pengecekan di laboratorium.

‘’Kami di Malinau tidak memiliki regent untuk virus hepatitis A, D dan E. Jadi kita lakukan pengecekan untuk virus hepatitis B dan C, dan hasilnya negative,’’jelasnya.

Namun demikian, karena diagnose awal ada gejala ikterik, maka dilanjutkan dengan pengecekan terhadap Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), yang hasilnya cukup tinggi.

Sementara untuk hasil pengecekan hepatitis B surface antigen (HBsAG), hasilnya non reaktif.

‘’Kendalanya adalah pengecekan dilakukan dengan rapid tes. Padahal kalau mau valid seharusnya menggunakan PCR. Tapi belum ada alat PCR untuk hepatitis,’’kata Arifin.

Melihat SGOT dan SGPT yang tinggi, MA diberikan infus, serta injeksi anti biotik dan obat obatan untuk hepatitis. Dokter juga memberikan tindakan transfusi, harena hemoglobinnya sempat turun atau masuk kategori anemia.

Sedangkan pada kasus kedua, bocah AN mengalami demam 39 derajat celcius, tapi tidak mengalami muntah atau mual. Namun AN juga mengalami ikterik yang dimungkinkan terkena virus hepatitis.

Bocah AN hanya ditempatkan di bangsal layanan umum karena kondisinya tidak separah kasus pertama. Sample virus hepatitis B dan C kembali diambil, dan hasilnya negative.

Begitu dilakukan pengecekan SGOT dan SGPT, terjadi peningkatan lumayan tinggi. Dalam hal ini nilai SGOT 307, dan untuk SGPT 175.

Padahal, angka normal untuk ukuran SGOT, bagi laki laki kurang dari 35 dan perempuan 31. Sedangkan SGPT, 45 untuk laki – laki, dan 35 untuk perempuan.

"Kedua kasus ini, SARS COV-nya negatif. Untuk pemeriksaan lab tetap pake rapid karena tidak ada PCR. Diagnosa awal adalah probable hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya," tegasnya.

Tidak ada cara memastikan virus hepatitis misterius

Arifin mengeluhkan belum adanya laboratorium yang ditunjuk Kementrian Kesehatan (Kemenkes) sebagai rujukan untuk memastikan apakah temuan Dinkes Malinau adalah virus hepatitis misterius.

Hal tersebut sangat penting, karena menjadi tolok ukur penindakan dan menjaga masyarakat dari serangan virus yang notabene baru ini.

‘’Saat kasus baru terjadi pada 3 Mei 2022, kita sudah konsultasi karena pasien yang dirawat 5 sampai 7 hari. Kita konsul ke Provinsi tanggal 8 Mei karena mereka yang akan meneruskannya ke pusat. Sampai tanggal 10 Mei, Kemenkes belum menentukan jejaring untuk pemeriksaan laboratorium hepatitis tanpa etiologi ini,’’katanya.

Akhirnya, seluruh specimen pasien probabale tersebut, disimpan Dinkes Malinau dengan pengaturan suhu tertentu sesuai treahmen dan SOP.

‘’Kita dikasih solusi untuk menentukan apakah itu hepatitis yang tidak diketahui etiologinya, yaitu disarankan pemeriksaan SGOT dan SGPT untuk warning,’’jelasnya.

Belum adanya laboratorium rujukan yang ditunjuk Kemenkes membuat tindak lanjut temuan dugaan hepatitis misterius akan meraba-raba.

‘’Karena tidak diketahui penyebabnya, makanya dinamakan misterius. Kabar baiknya adalah, kedua pasien probable hepatitis di Malinau sudah membaik dan mulai beraktivitas normal,’’kata Arifin.

Dengan temuan dua kasus ini, Arifin mengimbau agar masyarakat lebih ketat dalam pola hidup bersih dan sehat. Ia mengatakan, mayoritas virus hepatitis, berasal dari makanan.

‘’Dinkes akan memperkuat dan terus mensosialisasikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),’’kata Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com