Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macan Tutul Kembali Mangsa Ternak Warga, Dedi Mulyadi: Siklus Pangan Terganggu

Kompas.com - 15/04/2022, 18:56 WIB
Farida Farhan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi menyebut macan tutul di Pegunungan Sanggabuana kembali memangsa ternak warga karena ada siklus pangan yang terganggu.

Dedi menyebut, turunnya macan tutul Pegunungan Sanggabuana dan memakan ternak warga sebagai siklus tahunan. Sebab, tahun lalu, macan tutul juga memangsa domba milik warga.

"Siklus tahunan, berarti kan ada aspek kekurangan pangan di sana, di Sanggabuana. Ada siklus, sistem yang terganggu," kata Dedi saat dihubungi, Jumat (15/4/2022).

Baca juga: Jelang Lebaran, Macan Tutul Sanggabuana Turun Gunung Mangsa Ternak Warga

Dedi juga meminta masyarakat tak naik ke gunung dan memburu hewan yang menjadi mangsa alami macan tutul. Seperti babi dan rusa.

Adapun soal dua domba yang dimangsa, Dedi mengatakan akan mengganti kembali. Diketahui, domba yang dimangsa macan tutul merupakan pemberiannya tahun lalu, yang juga sebagai ganti ternak yang dimakan macan tutul tahun lalu.

"Nanti kita ganti tiga ekor," kata Dedi.

Dedi menyebut soal kenaikan status Pegunungan Sanggabuana menjadi taman nasional tengah dalam kajian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Sedang dalam kajian. DPR dan KLHK sudah sepakat Pegunungan Sanggabuana statusnya menjadi Taman Nasional," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, macan tutul di Pegunungan Sanggabuana kembali memangsa ternak di Kampung Sinapeul, Desa Wargasetra, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang pada Selasa (12/4/2022) sekitar 24.00 WIB.

Baca juga: 18 Satwa Awetan Dimusnahkan BKSDA Sumsel, Ada Harimau hingga Macan Tutul

Panthera pardus melas yang merupakan satwa endemik jawa ini kembali memangsa dua ekor domba milik Marwan. Pada September 2021 lalu, dua ekor domba milik Marwan juga dimangsa oleh karnivora yang menjadi top predator ini.

Dari penelusuran Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR), dari jejak yang ditemukan diduga ada dua ekor atau dua individu macan tutul yang turun dan mengambil ternak warga.

“Ini kami buktikan berdasarkan hasil penelusuran di sekitar kandang, juga mengikuti jejak kaki dan ceceran darah yang mengarah ke hutan. Ada dua ukuran jejak dari dua individu yang berbeda," kata Komarudin, anggota SWR.

Komarudin menyebut penelusuran dilakukan untuk mencegah dan mencari potensi yang merugikan macan tutul. Selain itu juga untuk mengantisipasi warga kembali memasang racun pada ternak yang dimangsa.

Baca juga: Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Lepasliarkan Macan Tutul Betina

"Tapi alhamdulilah warga sudah mengerti dan tidak melakukan hal ini," kata dia.

Komarudin yang juga Kepala Divisi Litbang Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) mengatakan, setiap menjelang Lebaran, banyak macan kumbang dan macan tutul Sanggabuana yang turun gunung.

Ia mengaku belum mengetahui mengapa kedua hewan itu kerap turun di bulan puasa. Padahal jumlah populasi pakan alaminya seperti rusa dan babi hutan di hutan wilayah Tegalwaru masih berlimpah.

"Jumlah populasi pakan berlimpah ini berdasarkan hasil rekaman kamera trap yang kami pasang di hutan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com