Salin Artikel

Macan Tutul Kembali Mangsa Ternak Warga, Dedi Mulyadi: Siklus Pangan Terganggu

Dedi menyebut, turunnya macan tutul Pegunungan Sanggabuana dan memakan ternak warga sebagai siklus tahunan. Sebab, tahun lalu, macan tutul juga memangsa domba milik warga.

"Siklus tahunan, berarti kan ada aspek kekurangan pangan di sana, di Sanggabuana. Ada siklus, sistem yang terganggu," kata Dedi saat dihubungi, Jumat (15/4/2022).

Dedi juga meminta masyarakat tak naik ke gunung dan memburu hewan yang menjadi mangsa alami macan tutul. Seperti babi dan rusa.

Adapun soal dua domba yang dimangsa, Dedi mengatakan akan mengganti kembali. Diketahui, domba yang dimangsa macan tutul merupakan pemberiannya tahun lalu, yang juga sebagai ganti ternak yang dimakan macan tutul tahun lalu.

"Nanti kita ganti tiga ekor," kata Dedi.

Dedi menyebut soal kenaikan status Pegunungan Sanggabuana menjadi taman nasional tengah dalam kajian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Sedang dalam kajian. DPR dan KLHK sudah sepakat Pegunungan Sanggabuana statusnya menjadi Taman Nasional," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, macan tutul di Pegunungan Sanggabuana kembali memangsa ternak di Kampung Sinapeul, Desa Wargasetra, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang pada Selasa (12/4/2022) sekitar 24.00 WIB.

Panthera pardus melas yang merupakan satwa endemik jawa ini kembali memangsa dua ekor domba milik Marwan. Pada September 2021 lalu, dua ekor domba milik Marwan juga dimangsa oleh karnivora yang menjadi top predator ini.

Dari penelusuran Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR), dari jejak yang ditemukan diduga ada dua ekor atau dua individu macan tutul yang turun dan mengambil ternak warga.

“Ini kami buktikan berdasarkan hasil penelusuran di sekitar kandang, juga mengikuti jejak kaki dan ceceran darah yang mengarah ke hutan. Ada dua ukuran jejak dari dua individu yang berbeda," kata Komarudin, anggota SWR.

Komarudin menyebut penelusuran dilakukan untuk mencegah dan mencari potensi yang merugikan macan tutul. Selain itu juga untuk mengantisipasi warga kembali memasang racun pada ternak yang dimangsa.

"Tapi alhamdulilah warga sudah mengerti dan tidak melakukan hal ini," kata dia.

Komarudin yang juga Kepala Divisi Litbang Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) mengatakan, setiap menjelang Lebaran, banyak macan kumbang dan macan tutul Sanggabuana yang turun gunung.

Ia mengaku belum mengetahui mengapa kedua hewan itu kerap turun di bulan puasa. Padahal jumlah populasi pakan alaminya seperti rusa dan babi hutan di hutan wilayah Tegalwaru masih berlimpah.

"Jumlah populasi pakan berlimpah ini berdasarkan hasil rekaman kamera trap yang kami pasang di hutan," ucapnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/15/185648978/macan-tutul-kembali-mangsa-ternak-warga-dedi-mulyadi-siklus-pangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke