Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tablasupa Papua, Kampung dengan Keindahan Alam Bawah Laut dan Pengamatan Burung Cenderawasih

Kompas.com - 15/04/2022, 13:23 WIB
Roberthus Yewen,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua, menyimpan potensi wisata yang eksotis. Wisatawan, baik lokal maupun mancanegara bisa menikmati keindahan alam bawah laut dan mengamati burung cenderawasih.

Kampung Tablasupa berada di bagian utara Gunung Cyclop. Waktu tempuh dari Bandara Sentani sekitar satu jam menggunakan kendaraan motor maupun mobil.

Nama Tablasupa disebut sebagai identitas komunitas masyarakat adat salah satu Suku Tepera. Mereka sudah lama menetap di pesisir Kabupaten Jayapura, Papua.

Baca juga: Mengunjungi Kampung Yokiwa, Segitiga Emas Napas Danau Sentani

Pemandu Wisata Kampung Tablasupa, Sopia Melisa Serontou mengatakan, pihaknya mendorong lokasi pengamatan burung cenderawasih dan keindahan alam bawah laut di Tablasupa sebagai primadona dalam mempromosikan Tablasupa sebagai kampung wisata nasional dari Kabupaten Jayapura.

“Temanya adalah harmoni budaya dan alam. Kita padukan antara budayanya, keindahan bawah laut dan lokasi pengamatan burung cenderawasih,” katanya saat ditemui di Kampung Tablasupa, Jumat (15/4/2022).

Baca juga: Mengenal Noken Asli Suku Kamoro Papua, Dibuat dari Kulit Kayu dan Daun

Pengamatan burung cenderawasih

Sebagai pendamping konsultan Desa Wisata Nasional Kampung Tablasupa, Sopia mengungkapkan, lokasi pengamatan burung cenderawasih di Kampung Tablasupa dijaga dan dikelola oleh Kelompok Pencinta Alam (KPA) Kampung Tablasupa yang diberi nama Amomai.

Lokasi pengamatan burung cenderawasih di Tablasupa ada tiga spot dan dekat dari jalan raya.

“Akses lokasi pengamatan burung cenderawasih ini tidak terlalu jauh alias dekat dengan jalan raya yang biasa dilalui oleh kendaraan,” ungkapnya.

Sopia mengatakan, pengunjung atau wisatawan yang datang untuk melihat langsung burung cenderawasih di Kampung Tablasupa tidak terlalu banyak, tetapi juga tidak terlalu sedikit.

Memang, kata Sopia, para pengunjung dan wisatawan dari luar Papua pada umumnya belum mengetahui tentang spot burung cenderawasih yang ada di Kampung Tablasupa.

Para pengunjung dan wisatawan, saat melakukan diving di laut Kampung Wisata Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.KOMPAS.COM/@pacekreatif Para pengunjung dan wisatawan, saat melakukan diving di laut Kampung Wisata Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.
Kebanyakan dari mereka mengenal spot burung cenderawasih yang ada di Kampung Rephan Muaif, Distrik Nimbokrang yang dikelola oleh Bapak Alex Waisimon.

“Waktu kita bilang ada spot burung cenderawasih di Tablasupa justru orang tidak percaya, sehingga ada beberapa kali kita antar langsung ke lokasi tempat pengamatan burung cenderawasih,” katanya.

Daerah yang menjadi spot pengamatan burung cenderawasih di Tablasupa selama ini sudah dikelola oleh para pemilik hak ulayat atau lokasi untuk dijadikan sebagai area wisata pengamatan burung cenderawasih.

Baca juga: Menengok Cantiknya Kampung Yoboi, Desa Wisata di Atas Danau Sentani (1)

Kurang promosi

Selama ini, lokasi pengamatan burung cenderawasih yang sangat terkenal secara nasional hingga mancanegara adalah lokasi wisata pengamatan burung cenderawasih yang berada di Kampung Rephan Muaif, Distrik Nimbokrang.

Meski demikian, spot pengamatan burung cenderawasih di Tablasupa tidak kalah menarik. Spot itu terus diperkenalkan kepada para pengunjung dan wisatawan yang datang ke Kabupaten Jayapura.

Baca juga: Ayah dan Anak Tewas dalam Kecelakaan Maut Pegunungan Arfak, Sang Ibu Masih Kritis di Papua Barat

Sopia yang juga merupakan Direktur Papua Diving Academy mengakui bahwa saat ini memang masih kurang promosi untuk memperkenalkan spot wisata pengamatan burung cenderawasih yang ada di Tablasupa. Padahal, lokasi pengamatannya justru tak jauh dari jalan raya.

Oleh karena itu, Sopia mengatakan, pihaknya bersama masyarakat pada tahun 2022 ini terus mempromosikan lokasi itu kepada wisatawan.

“Masyarakat telah berkomitmen bersama, sehingga tahun 2022 ini kami fokus untuk terus mempromosikan lokasi wisata pengamanan burung cenderawasih,” ujarnya.

Masyarakat di Tablasupa selama ini fokus melakukan promosi wisata bawah laut yang ada di Tablasupa. Padahal, lokasi pengamatan burung cenderawasih merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat menjanjikan bagi masyarakat di Tablasupa.

“Mulai tahun ini kami tidak hanya mempromosikan wisata bawah laut, tetapi juga mempromosikan spot wisata pengamatan burung cenderawasih yang ada di Tablasupa,” kata Sopia.

Wisata pantai

Sopia menjelaskan, di Tablasupa, sepanjang garis pantai di laut ada pantai dan terumbu karang di dalam air laut. Terumbu karang saat ini masih sekitar 70 persen hidup.

Oleh karena itu, lokasi itu dinilai sangat cocok bagi wisatawan yang mencintai snorkeling atau rekreasi menyelam di permukaan dangkal.

“Untuk diving atau menyelam kedalaman di Tablasupa kita punya dua spot untuk foto makro bagi pencinta foto makro terdekat di depan Pantai Amai Tablasupa,” katanya.

Penyanyi nasional, Slank ketika melakukan kunjungan ke Kampung Wisata Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.KOMPAS.COM/Papua Diving Academy Penyanyi nasional, Slank ketika melakukan kunjungan ke Kampung Wisata Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.
Sopia menambahkan, di Tablasupa ada tiga lokasi rap yang sebenarnya bagus bagi mereka yang suka menyelam dalam kedalaman tertentu di dalam laut.

Tak hanya itu, ada spot bagi para pengunjung dan wisatawan yang mencintai supervising.

“Ada beberapa tempat yang sangat rekomendasi bagi para pengunjung dan wisatawan yang menyukai bawah laut, seperti snorkeling, supervising dan diving,” ucap ucapnya.

Baca juga: Demo soal DOB di Jayapura Berlangsung Aman, Massa Tolak Serahkan Aspirasi ke DPR Papua

Hidup dari wisata

Potensi wisata laut dan darat yang dimiliki oleh masyarakat Tablasupa membuat mereka kini membangun perekonomian dan kehidupan sehari-hari dengan mengelola potensi wisata yang ada di kampungnya.

Sopia mengatakan, hari ini masyarakat Kampung Tablasupa rata-rata hidup dengan pendapatan dari mengelola potensi wisata di pantai dan wisata pengamatan burung cenderawasih.

Baca juga: Antrean Truk di Sejumlah SPBU, Ini Penjelasan Pertamina soal Stok Solar di Jayapura

Jika sebelumnya masyarakat Tablasupa mengantungkan hidup dengan menjadi nelayan, maka kini yang menjadi nelayan justru tersisa sedikitaa, yakni hanya sekitar 30 persen. Sisanya, sebanyak 70 persen masyarakat melakukan usaha di jasa pariwisata.

“Mulai dari jasa transportasi, jasa parkir, jasa penyewaan camping, penyewaan alat selam dan lain sebagainya. Artinya hampir masyarakat di Tablasupa yang dulu hidupnya nelayan sudah beralih ke pengelolaan potensi wisata,” ujarnya.

Sopia menyampaikan, hampir sebagian besar warga Tablasupa yang hidupnya dari nelayan kini sudah beralih profesi menjadi pengrajin dan menjual berbagai kuliner di lokasi wisata Tablasupa.

“Sudah ada peralihan profesi yang dulunya ibu rumah tangga, kini mulai ada pekerjaan baru seperti menjadi penjual kuliner, kerajinan tangan mulai dari anyaman dan menjadi oleh-oleh dari Kampung Tablasupa,” ucapnya.

Menurut Sopia, yang menjadi kendala saat ini adalah belum adanya retribusi. Sehingga, belum ada catatan secara menyeluruh mengenai berapa banyak jumah pengunjung yang datang perhari.

Namun demikian, Sopia memperkirakan, jumlah kunjungan ke Kampung Wisata di Tablasupa rata-rata per minggu bisa mencapai 200 sampai 300 orang.

“Ini di saat yang bukan liburan. Kalau pas liburan, maka pengunjung akan membludak atau semakin banyak di Pantai Amai dan Pantai Harlem bisa mencapai 500 sampai 1.000 orang,” ungkapnya.

“Para pengunjung dan wisawatan yang berkunjung kebanyakan wisatawan lokal dan nasional, tapi juga ada wisatawan dari luar negeri yang datang berkunjung ke Kampung Tablasupa,” ucapnya.

Salah satu potensi wisata bawah laut yang dimiliki oleh Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.KOMPAS.COM/Papua Diving Academy Salah satu potensi wisata bawah laut yang dimiliki oleh Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.
Terkendala akses jalan raya

Salah satu hal yang kini menjadi kendala untuk menghubungkan wisatawan ke kampung wisata di Tablasupa adalah jalan raya Sentani-Depapre yang kini masih rusak parah.

Sopia mengaku, akses jalan raya ini menjadi kendala bagi para pengunjung untuk datang dan menikmati potensi wisata di Tablasupa.

“Jalan menjadi penghubung utama transportasi dan meningkatkan perekonomian dan wisatawa. Dengan adanya jalan yang rusak menjadi kendala bagi para pengunjung dan wisatawan yang datang ke Tablasupa,” ujarnya.

Baca juga: Jalan Rusak Bertahun-tahun Tak Diperbaiki, Masyarakat Adat Moy Tutup Aktivitas Galian C di Jayapura

Sopia mengatakan, pada saat musim hujan, biasanya menyebabkan longsor. Hal ini akan menganggu pendapatan masyarakat, sebab pengunjung yang datang ke Pantai Amai di Tablasupa berkurang.

“Kalau jalan rusak, hujan dan longsor, maka pengunjung dan wisatawan yang datang berkurang. Hal ini tentu berdampak kepada pendapatan masyarakat sehari-hari,” katanya.

Sopia berharap, akses jalan raya yang menghubungkan antara Sentani-Depapre, terutama ke lokasi-lokasi wisata di Kampung Tablasupa dapat diperbaiki.

Baca juga: Bangun Rumah Produksi, Mensos Hidupkan Koridor Ekonomi Mamberamo-Sarmi-Jayapura

Ikut lomba wisata nasional

Kampung Tablasupa pada 2022 akan diikutkan dalam lomba wisata nasional oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Kampung Tablasupa akan memperkenalkan wisata bawah laut dan potensi wisata pantai dan juga wisata pengamatan burung cenderawasih yang tak jauh dari perkampungan warga.

Sopia meminta kepada para pengunjung dan wisatawan yang berkunjung ke pantai-pantai di Tablasupa, terutama Pantai Amai dan Pantai Halem untuk tidak membuang sampah secara sembarangan ke laut.

“Kami minta para pengunjung dan wisatawan ke Kampung Tablasupa untuk menjaga kebersihan pantai dan tidak membuang sampah secara sembarangan,” pintanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com