Pihaknya meminta BTNK menerbitkan kartu bagi guide-guide yang dilengkapi dengan materi konservasi, sebagai identitas yang jelas.
Sehingga, yang beroperasi di sana adalah mereka-mereka yang sudah memiliki kartu lisensi konservasi.
Ia mengaku, tahun 2011, HPI Manggarai Barat mengeluarkan 11 rekomendasi kepada BTNK.
Salah satunya adalah meminta BTNK untuk mengeluarkan lisensi konservasi bagi guide, supaya guide yang boleh beroperasi adalah mereka yang mengantongi lisensi konservasi.
Baca juga: Nyalakan Petasan di Perairan TN Komodo, Wisatawan hingga Agen Travel Disanksi
Karena itu, langkah-langkah yang dilakukan oleh HPI dan BTNK adalah memberikan materi tentang ilmu konservasi di TN Komodi, baik darat maupun laut, menjadi pemahaman dasar bagi pemandu wisata.
"Jadi, guide tidak hanya dibenahi dengan ilmu etika, ilmu kepemanduan Bahasa Inggris, tetapi juga materi-materi tentang konservasi. Supaya mereka bisa memahami apa yang boleh dan tidak dilakukan di kawasan Taman Nasional Komodo," katanya.
Ia menegaskan, lisensi kartu konservasi itu juga sebagai upaya menertibkan pemandu wisata yang datang dari luar bermodal Bahasa Inggris. Sehingga pemandu lokal tidak menjadi penonton dengan aktivitas wisata di Labuan Bajo.
Baca juga: Nyalakan Petasan di Perairan TN Komodo, Wisatawan hingga Agen Travel Disanksi
Dirinya menyebutkan, pada periode tertentu banyak sekali pemandu wisata dari luar yang membawa tamu ke TN Komodo. Padahal pemahaman mereka tentang konservasi belum memadai.
"Misalnya di manta poin. Di manta poin itu, ada oknum tertentu dengan tujuan kesenangan wisatawan mencoba membuat atraksi khusus dengan berenang bersama Mantare. Kemudian menyentuhnya. Padahal dari sisi konservasi itu tidak dibolehkan. Jika kita menyentuh kulit Mantare, lari ke titik-titik tertentu sehingga pori-porinya terbuka. Lalu, bakteri masuk sehingga Mantre itu bisa mati," ungkap dia.
Ia menambahkan, persoalan sampah di TN Komodo juga menjadi tanggung jawab pemandu wisata.
"Selain menjelaskan objek wisata, guide juga harus memahami bahwa wisata berkelanjutan dengan memahami materi konservasi. Kita minta BTNK keluarkan kartu lisensi bagi guide demi pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.