POLEWALI MANDAR, KOMPAS.COM – Beragam tradisi atau ritual unik digelar warga Polewali Mandar, Sulawesi Barat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Misalnya, warga dusun Labasang, Desa Tonrolima, Kecamatan Matakli, Polewali Mandar, Sulawesi Barat yang menggelar tradisi atau ritual mandi cahaya lilin yang terbuat dari kapas dan biji kemiri.
Warga setempat percaya, mandi cahaya lilin dapat mendatangkan keselamatan dan berkah bagi keluarga dalam menjalani puasa Ramadhan.
Baca juga: Tradisi Nyadran, Berdoa ke Makam Tenggelam di Pesisir Semarang
Sejak petang atau menjelang sholat magrib, warga Polewali Mandar menyalakan puluhan lilin mulai dari dalam rumah, area tangga, kolong rumah, hinggga pekarangan rumah.
Lilin khusus yang terbuat dari biji kemiri dan kapas sebagai sumbu atau perekat tersebut mulai ditancapkan dan dinyatalakan sekitar pukul 17.30 Wita hingga sholat Isya atau tanda dimulainya Ramadhan tahun ini.
Lilin khusus dari kemiri tersebut dipasang secara berjejer di tangga, kolong rumah, dan pekarangan rumah, termasuk di pintu gerbang masuk rumah.
Dinyalakannya puluhan lilin menjadi simbol ungkapan suka cita datangnya bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan.
Selain sebagai ungkapan suka cita, mandi cahaya menyambut Ramadhan juga bermakna sebagai motivasi agar tetap bersemangat dalam menjalankan ujian ibadah puasa selama Ramadhan.
Icha, salah satu warga setempat mengatakan, tradisi mandi cahaya setiap kali mneyambut Ramadhan dan lebaran sudah dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat.
“Ini tradisi tahunan yang terus dilestarikan warga setiap tahun menjelang Ramadhan dan Lebaran. Tradisi in merupakan slaah satu bentuk ungkapan suka cita warga menyambut Ramadhan,” jelas Icha.
Baca juga: Mengenal Tradisi Prajurit Yonif Raider 600 Modang Sebelum Berangkat ke Wilayah Operasi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.