Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugderan, Tradisi Unik Kota Semarang Sambut Bulan Ramadhan

Kompas.com - 01/04/2022, 10:33 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang memiliki tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Setelah dua tahun diselenggarakan secara sederhana, dugderan di Kota Semarang kembali menyapa masyarakat.

Sorak sorai anak-anak hingga orang dewasa memenuhi halaman Aloon Aloon Masjid Agung Semarang siang hingga sore, Kamis (31/3/2022).

Dibuka dengan penerbangan balon, masyarakat bertepuk tangan, disusul dengan alunan musik jawa yang dilantunkan sejumlah grup seni.

Baca juga: Sambut Ramadan, Tradisi Dugderan Digelar di Semarang Tanpa Arak-arakan

Meski tidak ada arak-arakan dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman), ratusan masyarakat tampak antusias mengikuti serangkaian acara dugderan.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dugderan kali ini juga digelar di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Satu persatu pertunjukan seni mulai tampil. Sepasang ondel-ondel menari meliak-liuk, penari berpakaian hitam-hitam beraksi membentuk lingkaran.

Bunyi gamelan terdengar nyaring di segala penjuru, sembari barongan menari-nari menunjukkan aksi.

Semua orang tampak berbahagia. Tak lain Putri, seorang warga Terbalan, Semarang yang sudah lama menanti momen dugderan.

Menurut Putri, meskipun dugderan kali ini tidak seramai dugderan 2 tahun lalu, dirinya sangat senang bisa merasakan keseruan dugderan kembali menjelang Ramadhan.

Baca juga: Mengenal Dugderan, Tradisi Sambut Ramadhan di Kota Semarang

"Senang sekali, walaupun kurang puas. Kalau dulu, Pak Wali kota diarak dari Balai Kota ke sini. Dibelakangnya, ada semacam karnaval budaya, penampilan drum band juga," ucap Putri kepada Kompas.com.

Tidak hanya penampilan kebudayaan saja, momen dugderan ini dikenal sebagai pasar rakyat untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Tak heran jika di sekitar Aloon Aloon Masjid Agung Semarang itu dipenuhi dengan penjaja makanan hingga mainan tradisional.

Diceritakannya, prosesi yang paling utama di tradisi dugderan adalah ketika penyerahan Suhuf Halaqoh dari alim ulama Masjid Agung Semarang kepada Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Arya, atau Wali Kota Semarang untuk dibacakan ke seluruh masyarakat.

Seusai itu, Wali Kota Semarang dipersilakam memukul bedug, disertai pula suara meriam di Masjid Agung Semarang.

"Makanya dinamai dugderan, karena ada suara bedug 'dug' dan suara 'der' dari meriam," jelas ibu dua anak itu.

Menariknya, setelah pemukulan bedug tersebut, masyarakat bisa mendapatkan air khataman Al-Qur'an dan Ganjel Rel, roti khas Semarang.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Warga Kota Gunungsitoli Lakukan Tradisi Ziarah Kubur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com