Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Pemadam Karhutla di Riau, Kesulitan Padamkan Api di Atas Bukit hingga Tak Ada Sumber Air

Kompas.com - 28/03/2022, 22:26 WIB
Idon Tanjung,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kebakaran melanda kawasan hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Rambah Samo Barat, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau.

Kebakaran itu terjadi sejak Minggu (27/3/2022) pagi. Sampai Senin (28/3/2022) sore, api belum bisa dipadamkan di lokasi tersebut.

Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 02/Rambah, Kodim 0313/KPR, Serka Mendrayani menceritakan, pemadaman karhutla sangat sulit dilakukan.

Baca juga: 20 Hektar Hutan dan Lahan di Rokan Hulu Riau Terbakar, Api Sulit Dipadamkan

Ia mengatakan, untuk menuju ke lokasi titik api, petugas harus menempuh perjalanan sejauh lebih kurang 30 kilometer.

Adapun petugas tim pemadam itu terdiri dari prajurit TNI dan Polri dari Kecamatan Rambah Samo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul, aparat desa dan dibantu sejumlah warga setempat.

Namun, sulitnya medan yang ditempuh tak menyurutkan langkah petugas demi memadamkan api, agar tidak terjadi kabut asap di Negeri Seribu Suluk itu.

Baca juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Rokan Hulu Meluas Jadi 70 Hektar, Petugas Kewalahan Padamkan Api

"Jalan ke lokasi karhutla banyak lobang, dan hanya bisa dilalui pakai sepeda motor. Kami harus melewati perbukitan, karena hutan dan lahan yang terbakar berada di atas bukit," sebut Mendrayani kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (28/3/2022) malam.

Sampai di lokasi kebakaran, ia dan petugas gabungan lainnya tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, tak ada sumber air di lokasi.

Petugas hanya mengandalkan kayu untuk memukul-mukul api. Namun, upaya itu tak mempan.

Apalagi, tiupan angin yang sangat kencang membuat kebakaran cepat meluas.

"Lokasi karhutla ini sangat ekstrem, bukit terjal. Angin sangat kencang karena di atas bukit," kata Mendrayani.

Lanjutnya, lokasi kebakaran itu merupakan tanah mineral.

"Api cepat menjalar karena banyak pakis," ujar Mendrayani.

Mendrayani mengatakan, petugas hari ini sudah berupaya mencari sumber air untuk memadamkan api, namun petugas tak berhasil.

Jalan satu-satunya untuk memadamkan api adalah memukul dengan kayu.

Tadi sore, jam 17.40 WIB, petugas kembali pulang karena hari sudah mau malam. Pemadaman akan dilanjutkan keesokan harinya.

"Sudah malam kami sampai markas Koramil 02/Rambah," imbuh Mendrayani.

Ia mengatakan, luas hutan dan lahan yang terbakar awalnya hanya sekitar 20 hektar.

Namun, hari ini api mengamuk membuat kebakaran sangat sulit dikendalikan. Kebakaran meluas diperkirakan sudah mencapai 70 hektar.

Meski diadang panas api dan matahari, serta asap yang membakar semak belukar itu, petugas tak menyerah begitu saja.

"Hari ini luas kebakaran bertambah sekitar 50 hektar, sehingga menjadi 70 hektar. Pemadaman memang hanya bisa kami lakukan secara manual," kata Mendrayani.

Ia mengatakan, petugas sebenarnya butuh bantuan pemadaman karhutla melalui udara dengan menggunakan helikopter.

"Kami berharap ada bantuan helikopter water boombing. Karena di lokasi kebakaran tak ada sumber air. Kalau pemadaman api secara manual tak sanggup. Tadi sore api masih terus menjalar," ucap Mendrayani.

Polisi selidiki penyebab karhutla

Kapolsek Rambah Samo, Iptu Jon Heri mengatakan, penyebab karhutla ini tengah diselidiki oleh pihaknya.

"Kami sedang melakukan penyelidikan penyebab karhutla ini," kata Jon 

Ia menambahkan, upaya yang dilakukan petugas hari ini adalah pemadaman titik api secara manual.

"Kami lakukan pemadaman api hanya  menggunakan kayu. Lokasi kebakaran tanah mineral dan banyak pakis," sebut Jon.

Di samping pemadaman api, sambung dia, di lokasi juga telah dipasang spanduk sebagai tanda pengawasan kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com