Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Travel Bubble Dinilai Kurang Efektif, Gubernur Kepri Minta Pemerintah Pusat Ubah Aturan

Kompas.com - 17/03/2022, 19:25 WIB
Hadi Maulana,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Program koridor Travel Bubble yang dilaksanakan oleh Batam-Bintan sejak 24 Februari lalu dinilai kurang efektif menggenjot perekonomian sektor pariwisata yang lesu akibat pandemi Covid-19.

Ketidakefektifan skema travel bubble ini diakui Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, di Ibukota Negara (IKN) Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.

"Program Travel Bubble masih kurang efektif untuk Kepri. Terutama hanya Batam dan Bintan. Ini hasil evaluasi yang sudah kita lakukan," kata Ansar ditemui di Batam View Resort, Rabu (16/3/2022) malam.

Baca juga: Travel Bubble Batam-Bintan-Singapura Masuki Tahap Uji Coba, Ini yang Wisatawan Perlu Tahu

Salah satu kekurangan koridor travel bubble adalah kapasitas wisatawan mancanegara (wisman) yang datang, belum sesuai dengan kapasitas resort yang telah disediakan.

"Kapal yang masuk dengan skema ini, tidak masuk setiap hari, hanya di akhir pekan. Namun saat masuk, hanya membawa 10 orang wisman," terang Ansar.

Selain itu, salah satu kelemahan koridor travel bubble yang saat ini sudah diterapkan, belum dapat dirasakan sepenuhnya oleh sektor pendukung pariwisata, terutama hotel, UMKM, dan kuliner yang tersebar di beberapa daerah lain terutama Kota Batam.

"Untuk itu, kemarin saya ajukan agar Kepri sama dengan Bali. Di sini kita bisa menerapkan Vaccinated Travel Lane (VTL). Skemanya disamakan dengan Bali, namun dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat," tutup Ansar.

Dengan penerapan skema VTL di Kepri, Ansar menuturkan bahwa selanjutnya seluruh daerah wisata sudah dapat terbuka sepenuhnya.

Untuk diketahui, dengan skema VTL, Wisatawan Asing diperbolehkan masuk tanpa karantina, dengan syarat telah divaksinasi penuh.

Tidak hanya kawasan Nongsa di Batam, dan kawasan Lagoi di Bintan, namun dengan skema ini Wisman bahkan bisa langsung berkunjung ke Kepulauan Anambas yang memiliki keindahan laut.

Tiga Hotel Berbintang di Batam Terancam Tutup

Senada dengan permintaan perubahan skema untuk Kepulauan Riau, Ansar juga menyampaikan bahwa saat ini kondisi sektor pariwisata terutama di Batam yang semakin terancam.

Bahkan dengan tegas Ansar mengaku, saat ini ada tiga hotel berbintang di Batam, yang telah menyatakan niat untuk menghentikan operasional, akibat pandemi Covid-19.

"Tiga Hotel ini semuanya di Batam, apabila terjadi tentu akan menyusul Hotel Harmoni One Nagoya, yang telah tutup sebelumnya," terang Ansar.

Mengenai hal ini, Ansar mengaku kekhawatirannya mengenai lonjakan angka pengangguran yang akan terjadi.

Saat ini, Ansar sendiri mengakui bahwa tingkat pengangguran di Kepri sebenarnya telah menunjukkan angka yang positif, dengan penurunan sebesar 1 persen.

Baca juga: Rombongan 35 Turis Singapura Tiba di Bintan dengan Skema Travel Bubble

"Tapi ini akan buyar apabila dalam bulan ini kita tidak bisa menerapkan skema VTL. Saat ini yang bisa saya lakukan, saya sudah minta kepada management ketiga hotel untuk tetap bertahan selama sebulan," jelas Ansar.

Langkah dalam menyelamatkan sektor pariwisata ini, diungkapkannya disambut baik oleh Presiden Jokowi, yang menegaskan meminta Kementrian mrlakukan revisi kebijakan bagi Kepri.

Terutama Kemenkumham yang juga diminta untuk membuka peluang Visa on Arrival (VoA), bagi Wisman dari beberapa Negara selain Singapura.

"Dalam dua hari ini kita harap ada kabar baik dari Kemenkumham. Apabila belum, saya terpaksa kembali ke Jakarta," papar Ansar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Regional
Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com