KBE meliputi Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Enrekang dan Kecamatan Cendana, dengan total luas sekitar 659,03 kilometer persegi atau meliputi 36,90 persen dari wilayah Kabupaten Enrekang
Sementara KTE meliputi Kecamatan Curio, Kecamatan Malua, Kecamatan Baraka, Kecamatan Bungin dan Kecamatan Maiwa, dengan total luas sekitar 1.126,98 kilometer persegi atau 63,10 persen dari wilayah Kabupaten Enrekang.
Wilayah KBE menjadi pusat kegiatan perdagangan dan industri, sementara wilayah KTE memiliki potensi pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta tanaman perkebunan dan kehutanan.
Kebudayaan Enrekang yang khas dikenal dengan sebutan Massenrempulu yang berada diantara kebudayaan yaitu Bugis, Mandar dan Tana Toraja.
Ciri khas daerah budaya Massenrempulu yang secara garis besar terbagi atas 3 bahasa dari 3 rumpun etnik yang berbeda, yaitu bahasa Duri, Enrekang dan Maiwa.
Ada baju adat khas Massenrempulu dan tarian khas Massenrempulu yaitu tarian mabendu dangke, tari mabindu deppa tetakan, tari panen pulu mandoti.
Kondisi ini membuat Dinas Kebudayaan Enrekang pada 2019 berupaya agar suku Massenrempulu mendapat pengakuan nasional sehingga ada keterwakilan dari sisi sosial budaya.
Diantara antara Kota Enrekang dan Tana Toraja terhampar pemandangan indah sebuah bukit bernama Bukit Nona.
Warga setempat menyebut bukit ini dengan nama Buttu Kabobong bermakna sesuatu yang seharusnya disembunyikan.
Sesuai namanya, bukit ini memang memiliki bentuk khas yang disebut mirip dengan alat kelamin wanita.
Lekuk indah perbukitan ini merupakan hasil dari pengangkatan dasar laut akibat tumbukan lempeng benua.
Sisi jalan sepanjang bukit terdapat warung-warung tempat pengunjung berhenti sejenak untuk makan, berbelanja buah-buahan, atau berfoto dengan latar panorama Bukit Nona.
Saat berkunjung ke Kabupaten Enrekang, jangan lupa berkunjung ke Air terjun Lagandang di Dusun Benteng Banua, Desa Bambapuang, Kecamatan Anggeraja.