Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Foto Viral Pria Bersarung Nonton Tes Pramusim MotoGP, Sedih karena Tanahnya di Tikungan 9 Belum Dibayar

Kompas.com - 13/02/2022, 15:40 WIB
Fitri Rachmawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MANDALIKA, KOMAPAS.com - Foto yang menunjukkan tiga orang warga sedang menonton tes pramusim MotoGP dari luar area Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), viral di media sosial. Foto itu pertama kali diunggah oleh tim Repsol Honda melalui akun Instagramnya, @hrc_motogp.

Dalam unggahan yang menuai beragam komentar itu, terlihat tiga orang pria dengan santai menyaksikan para pebalap yang memacu kecepatan di lintasan beraspal. Dua orang di antaranya bahkan masih memakai sarung. Tatapan mereka fokus tertuju pada Marc Marquez yang sedang melintas.

Baca juga: Tes Pramusim MotoGP, Tempat Wisata di Sekitar Sirkuit Mandalika Ditutup Sementara

Berdasarkan hasil penelusuran Kompas.com, tiga orang yang terbidik kamera itu adalah Sibawaeh (53), Medan (47) yang merupakan adik ipar Sibawaeh dan Amaq Manim (57). Dari tempatnya berada, mereka dapat menyaksikan para pebalap yang melintas di tikungan 9.

Saat ditemui pada Sabtu (12/2/2022), mereka mengaku sebagai pemilik lahan di kawasan itu. Sibawaeh adalah pemilik sah lahan seluas 3,5 hektar di persil 263 yang saat ini menjadi tikungan 9 Sirkuit Mandalika. Tanah itu masih sengketa dan belum dibayar oleh Indonesia Tourism Development Courporation (ITDC).

Saat terbidik kamera, mereka tidak hanya menonton tes pramusim MotoGP. Mereka juga sedang menyaksikan tanahnya yang masih sengketa sedang dilintasi oleh para pebalap kelas dunia.

Sibawaeh mengakui memang berada di lokasi itu, di tanah miliknya, untuk melihat pebalap motoGP mengaspal. Dia datang ke lokasi itu mendengar suara nyaring motor.

"Bahkan sampai ke hati saya rasanya, deru motor itu. Mereka akan melintas kembali di tanah yang belum diselesaikan masalahnya," kata Sibawaeh, Sabtu.

Baca juga: Ada Diskon Harga Tiket MotoGP Mandalika Khusus Masyarakat KTP Lombok

Sibawaeh tidak menyadari ada kamera dari dalam sirkuit yang membidiknya. Sibawaeh baru tahu keberadaanya tertangkap kamera setelah banyak rekannya mengirimkan foto yang viral itu.

"Saya tidak tahu kalau difoto, saya tidak menyadari hal itu. Karena kami semua tengah berpikir bagaimana kasus sengketa lahan kami bisa selesai sebelum perhelatan MotoGP," ungkapnya.

Sibawaeh berada di lahannya dekat pagar luar tikungan 10, lahannya ditanami singkong dan akan panen dalam 3 bulan kedepan. Sibawaeh akan bertahan karena tanahnya belum dibayar ITDCFITRI R Sibawaeh berada di lahannya dekat pagar luar tikungan 10, lahannya ditanami singkong dan akan panen dalam 3 bulan kedepan. Sibawaeh akan bertahan karena tanahnya belum dibayar ITDC
Sibawaeh merasa fotonya yang viral itu sebagai hal yang biasa, karena selama sengketa tanahnya belum selesai, banyak wartawan dari berbagai media datang mewawancarainya, baik dari wartawan media lokal, nasional hingga internasional.

"Jadi kalau dikatakan kenapa ada foto saya, mungkin mata kamera diarahkan Tuhan kepada saya, sehingga pihak yang mengunggah bisa membantu menyuarakan perasaan saya, agar  tanah saya segera dibayar," katanya.

Baca juga: Ketika Warga Menonton Tes Pramusim MotoGP dari Atas Bukit Kuburan...

Dalam foto itu, Sibawaeh mengenakan kaus oblong berwarna abu tua dan bersarung. Dia duduk berjongkok di lahannya yang tepat berada di balik pagar luar lintasan 9 dan 10.

Bagi Sibawaeh bidikan kamera itu suatu yang kebetulan saja. Foto itu juga menunjukkan bahwa dirinya dan warga lain sebagai pemilik lahan masih bersabar tidak mengganggu perhelatan balap kelas dunia itu.

Sibawaeh mengatakan, andai para pebalap itu tahu bahwa lintasan yang dilaluinya masih berupa tanah sengketa, mereka tidak akan sampai hati melewatinya.

"Kalaupun kita bisa bertemu dengan dia (Marc Marquez) dan melihat keadaan kami yang menderita selama ini, mungkin tidak sampai hati melintas di sini. Apalagi dengan laju kecepatan tinggi karena dia sebagai pebalap," ungkap Sibawaeh.

Baca juga: Serba-serbi Tes MotoGP Mandalika: Pebalap Datangi Konter Pulsa, Warga Nonton dari Bukit

Saat didatangi ke kediamannya untuk diwawancara, Sibawaeh sempat menunjukkan kebun singkong yang semakin subur. Dari lokasi kebun itu dia dapat menyaksikan ajang tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika yang berlangsung sejak Jumat, 11 Februari 2022.

Sementara itu, terkait dengan sengketa lahan yang belum tuntas, Gubernur NTB sudah membentuk Satgas penyelesaian sengketa lahan antara warga dan ITDC. Namun, sampai tes pramusim bergulir, sengketa itu tak kunjung usai.

Sibawaeh berada di depan lahannya yang ditanami singkong, Sabtu (12/2/2022) tak sampai 100 meter dia bisa menyaksikan aksi para Rider di tes Pramusim MotoGP di sirkuit Mandalika.FITRI R Sibawaeh berada di depan lahannya yang ditanami singkong, Sabtu (12/2/2022) tak sampai 100 meter dia bisa menyaksikan aksi para Rider di tes Pramusim MotoGP di sirkuit Mandalika.
Penjelasan Satgas

Anggota Satgas Penyelesaian Sengketa Lahan Sirkuit, Zainal Asikin mengatakan, sampai hari ini pihaknya baru menyelesaikan dua kasus lahan warga yang bersengketa dengan ITDC. Menurutnya, masih ada 10 kasus sengketa lahan lainnya.

Asikin bahkan ragu kasus itu bisa kelar hingga perhelatan MotoGP pada 18 hingga 21 Maret 2022 mendatang.

"Kita baru selesaikan dua kasus, masih ada 10 kasus lainnya. Mungkin tidak bisa kita menyelesaikan hingga perhelatan MotoGP," kata Asikin kepada Kompas.com saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (13/2/2022).

Baca juga: Serba-serbi Tes MotoGP Mandalika: Pebalap Datangi Konter Pulsa, Warga Nonton dari Bukit

Asikin mengaku kesulitan menyelesaikan lahan sengketa itu karena masing-masing warga memiliki banyak ahli waris yang harus dihadirkan.

"Itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, tidak bisa diselesaikan tanpa harus menuntaskan satu kasus sekaligus dengan menghadirkan ahli warisnya," kata Asikin.

Asikin mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan rekomendasi dari proses penyelesian lahan tersebut. Rekomendasi itu berupa layak atau tidaknya lahan itu dibayar oleh ITDC.

Terkait dengan pengakuan Sibawaeh terkait lahannya yang masih sengketa, ahli hukum Universitas Mataram itu mengatakan bahwa kinerja tim Satgas berlandaskan pada aspek hukum dan aspek kemanfaatan bagi kedua belah pihak.

"Dua aspek ini kita utamakan, kalau memang apa yang kita gelar, apa yang kita kaji, kalau memang ITDC harus membayar, kita akan tekan untuk membayar warga," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tiga Bocah SD di Purworejo Tenggelam di Sungai, Satu Ditemukan Tewas, Dua Lainnya Hilang

Tiga Bocah SD di Purworejo Tenggelam di Sungai, Satu Ditemukan Tewas, Dua Lainnya Hilang

Regional
Berdamai, Orangtua Santri Korban Penganiayaan Senior di Ponpes Jambi Cabut Laporan

Berdamai, Orangtua Santri Korban Penganiayaan Senior di Ponpes Jambi Cabut Laporan

Regional
 Viral, Video Bantuan Bingkisan Besar Ditukar dengan yang Kecil Usai Difoto

Viral, Video Bantuan Bingkisan Besar Ditukar dengan yang Kecil Usai Difoto

Regional
Tak Terima Diputus Kekasih, Pemuda di Tarakan Sebarkan Sejumlah Foto dan Video Tak Pantas Kekasihnya di Grup Medsos

Tak Terima Diputus Kekasih, Pemuda di Tarakan Sebarkan Sejumlah Foto dan Video Tak Pantas Kekasihnya di Grup Medsos

Regional
Wisata Hutan Payau di Cilacap: Daya Tarik, Aktivitas, dan Harga Tiket

Wisata Hutan Payau di Cilacap: Daya Tarik, Aktivitas, dan Harga Tiket

Regional
Diduga Jadi Korban Hipnotis, Ibu Pedagang Pasar di Lombok Kehilangan Harta Rp 90 Juta

Diduga Jadi Korban Hipnotis, Ibu Pedagang Pasar di Lombok Kehilangan Harta Rp 90 Juta

Regional
Tim Kampanye Prabowo Gibran di NTT Bantu Makanan Bergizi untuk Anak SD di Selatan Indonesia

Tim Kampanye Prabowo Gibran di NTT Bantu Makanan Bergizi untuk Anak SD di Selatan Indonesia

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Barat

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Barat

Regional
'Dirujak' Warganet Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah, Wali Kota Semarang Minta Maaf

"Dirujak" Warganet Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah, Wali Kota Semarang Minta Maaf

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kepulauan Riau

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kepulauan Riau

Regional
Jembatan di Bima Putus Diterjang Banjir, Warga Dua Dusun Terisolir

Jembatan di Bima Putus Diterjang Banjir, Warga Dua Dusun Terisolir

Regional
Viral, Aksi Maling Motor di Balai Kota Semarang Terekam CCTV

Viral, Aksi Maling Motor di Balai Kota Semarang Terekam CCTV

Regional
3 Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi Berhasil Dievakuasi, 2 Orang Teridentifikasi

3 Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi Berhasil Dievakuasi, 2 Orang Teridentifikasi

Regional
Kala Warga Labuan Bajo Rela Kehujanan demi Menonton Presiden Jokowi Bermain Bola

Kala Warga Labuan Bajo Rela Kehujanan demi Menonton Presiden Jokowi Bermain Bola

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Timur

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Timur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com