Salin Artikel

Di Balik Foto Viral Pria Bersarung Nonton Tes Pramusim MotoGP, Sedih karena Tanahnya di Tikungan 9 Belum Dibayar

MANDALIKA, KOMAPAS.com - Foto yang menunjukkan tiga orang warga sedang menonton tes pramusim MotoGP dari luar area Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), viral di media sosial. Foto itu pertama kali diunggah oleh tim Repsol Honda melalui akun Instagramnya, @hrc_motogp.

Dalam unggahan yang menuai beragam komentar itu, terlihat tiga orang pria dengan santai menyaksikan para pebalap yang memacu kecepatan di lintasan beraspal. Dua orang di antaranya bahkan masih memakai sarung. Tatapan mereka fokus tertuju pada Marc Marquez yang sedang melintas.

Berdasarkan hasil penelusuran Kompas.com, tiga orang yang terbidik kamera itu adalah Sibawaeh (53), Medan (47) yang merupakan adik ipar Sibawaeh dan Amaq Manim (57). Dari tempatnya berada, mereka dapat menyaksikan para pebalap yang melintas di tikungan 9.

Saat ditemui pada Sabtu (12/2/2022), mereka mengaku sebagai pemilik lahan di kawasan itu. Sibawaeh adalah pemilik sah lahan seluas 3,5 hektar di persil 263 yang saat ini menjadi tikungan 9 Sirkuit Mandalika. Tanah itu masih sengketa dan belum dibayar oleh Indonesia Tourism Development Courporation (ITDC).

Saat terbidik kamera, mereka tidak hanya menonton tes pramusim MotoGP. Mereka juga sedang menyaksikan tanahnya yang masih sengketa sedang dilintasi oleh para pebalap kelas dunia.

Sibawaeh mengakui memang berada di lokasi itu, di tanah miliknya, untuk melihat pebalap motoGP mengaspal. Dia datang ke lokasi itu mendengar suara nyaring motor.

"Bahkan sampai ke hati saya rasanya, deru motor itu. Mereka akan melintas kembali di tanah yang belum diselesaikan masalahnya," kata Sibawaeh, Sabtu.

Sibawaeh tidak menyadari ada kamera dari dalam sirkuit yang membidiknya. Sibawaeh baru tahu keberadaanya tertangkap kamera setelah banyak rekannya mengirimkan foto yang viral itu.

"Saya tidak tahu kalau difoto, saya tidak menyadari hal itu. Karena kami semua tengah berpikir bagaimana kasus sengketa lahan kami bisa selesai sebelum perhelatan MotoGP," ungkapnya.

"Jadi kalau dikatakan kenapa ada foto saya, mungkin mata kamera diarahkan Tuhan kepada saya, sehingga pihak yang mengunggah bisa membantu menyuarakan perasaan saya, agar  tanah saya segera dibayar," katanya.

Dalam foto itu, Sibawaeh mengenakan kaus oblong berwarna abu tua dan bersarung. Dia duduk berjongkok di lahannya yang tepat berada di balik pagar luar lintasan 9 dan 10.

Bagi Sibawaeh bidikan kamera itu suatu yang kebetulan saja. Foto itu juga menunjukkan bahwa dirinya dan warga lain sebagai pemilik lahan masih bersabar tidak mengganggu perhelatan balap kelas dunia itu.

Sibawaeh mengatakan, andai para pebalap itu tahu bahwa lintasan yang dilaluinya masih berupa tanah sengketa, mereka tidak akan sampai hati melewatinya.

"Kalaupun kita bisa bertemu dengan dia (Marc Marquez) dan melihat keadaan kami yang menderita selama ini, mungkin tidak sampai hati melintas di sini. Apalagi dengan laju kecepatan tinggi karena dia sebagai pebalap," ungkap Sibawaeh.

Saat didatangi ke kediamannya untuk diwawancara, Sibawaeh sempat menunjukkan kebun singkong yang semakin subur. Dari lokasi kebun itu dia dapat menyaksikan ajang tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika yang berlangsung sejak Jumat, 11 Februari 2022.

Sementara itu, terkait dengan sengketa lahan yang belum tuntas, Gubernur NTB sudah membentuk Satgas penyelesaian sengketa lahan antara warga dan ITDC. Namun, sampai tes pramusim bergulir, sengketa itu tak kunjung usai.

Anggota Satgas Penyelesaian Sengketa Lahan Sirkuit, Zainal Asikin mengatakan, sampai hari ini pihaknya baru menyelesaikan dua kasus lahan warga yang bersengketa dengan ITDC. Menurutnya, masih ada 10 kasus sengketa lahan lainnya.

Asikin bahkan ragu kasus itu bisa kelar hingga perhelatan MotoGP pada 18 hingga 21 Maret 2022 mendatang.

"Kita baru selesaikan dua kasus, masih ada 10 kasus lainnya. Mungkin tidak bisa kita menyelesaikan hingga perhelatan MotoGP," kata Asikin kepada Kompas.com saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (13/2/2022).

Asikin mengaku kesulitan menyelesaikan lahan sengketa itu karena masing-masing warga memiliki banyak ahli waris yang harus dihadirkan.

"Itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, tidak bisa diselesaikan tanpa harus menuntaskan satu kasus sekaligus dengan menghadirkan ahli warisnya," kata Asikin.

Asikin mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan rekomendasi dari proses penyelesian lahan tersebut. Rekomendasi itu berupa layak atau tidaknya lahan itu dibayar oleh ITDC.

Terkait dengan pengakuan Sibawaeh terkait lahannya yang masih sengketa, ahli hukum Universitas Mataram itu mengatakan bahwa kinerja tim Satgas berlandaskan pada aspek hukum dan aspek kemanfaatan bagi kedua belah pihak.

"Dua aspek ini kita utamakan, kalau memang apa yang kita gelar, apa yang kita kaji, kalau memang ITDC harus membayar, kita akan tekan untuk membayar warga," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/13/154010978/di-balik-foto-viral-pria-bersarung-nonton-tes-pramusim-motogp-sedih-karena

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke