Sibawaeh merasa fotonya yang viral itu sebagai hal yang biasa, karena selama sengketa tanahnya belum selesai, banyak wartawan dari berbagai media datang mewawancarainya, baik dari wartawan media lokal, nasional hingga internasional.
"Jadi kalau dikatakan kenapa ada foto saya, mungkin mata kamera diarahkan Tuhan kepada saya, sehingga pihak yang mengunggah bisa membantu menyuarakan perasaan saya, agar tanah saya segera dibayar," katanya.
Baca juga: Ketika Warga Menonton Tes Pramusim MotoGP dari Atas Bukit Kuburan...
Dalam foto itu, Sibawaeh mengenakan kaus oblong berwarna abu tua dan bersarung. Dia duduk berjongkok di lahannya yang tepat berada di balik pagar luar lintasan 9 dan 10.
Bagi Sibawaeh bidikan kamera itu suatu yang kebetulan saja. Foto itu juga menunjukkan bahwa dirinya dan warga lain sebagai pemilik lahan masih bersabar tidak mengganggu perhelatan balap kelas dunia itu.
Sibawaeh mengatakan, andai para pebalap itu tahu bahwa lintasan yang dilaluinya masih berupa tanah sengketa, mereka tidak akan sampai hati melewatinya.
"Kalaupun kita bisa bertemu dengan dia (Marc Marquez) dan melihat keadaan kami yang menderita selama ini, mungkin tidak sampai hati melintas di sini. Apalagi dengan laju kecepatan tinggi karena dia sebagai pebalap," ungkap Sibawaeh.
Baca juga: Serba-serbi Tes MotoGP Mandalika: Pebalap Datangi Konter Pulsa, Warga Nonton dari Bukit
Saat didatangi ke kediamannya untuk diwawancara, Sibawaeh sempat menunjukkan kebun singkong yang semakin subur. Dari lokasi kebun itu dia dapat menyaksikan ajang tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika yang berlangsung sejak Jumat, 11 Februari 2022.
Sementara itu, terkait dengan sengketa lahan yang belum tuntas, Gubernur NTB sudah membentuk Satgas penyelesaian sengketa lahan antara warga dan ITDC. Namun, sampai tes pramusim bergulir, sengketa itu tak kunjung usai.