Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Menyirih di Berbagai Daerah di Indonesia serta Manfaat dan Bahayanya

Kompas.com - 10/02/2022, 17:43 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Tradisi menyirih merupakan tradisi yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia.

Tradisi menyirih atau menguyah sirih merupakan tradisi mengunyah bahan-bahan nyirih.

Secara umum ada tiga bahan-bahan sebagai unsur utama dari bahan nyirih, yakni pinang, daun sirih, serta kapur sirih. Kapur sirih sering disebut juga injet.

Di setiap daerah, tradisi menyirih memiliki makna yang berbeda-beda, namun secara umum tradisi ini membawa nilai kebaikan.

Sudah lama dimaknai bahwa perpaduan sirih dan pinang menjadi simbol persetubuhan atau pernikahan. Buah pinang merepresentasikan unsur "panas" dan daun sirih merepresentasikan unsur "dingin".

Selain itu, tradisi menyirih juga memiliki manfaat kesehatan, terutama kesehatan mulut dan gigi.

Baca juga: Demi Main di Cinta Bete, Hana Malasan Harus Biasa Menyirih

Panjangnya usia tradisi menyirih atau nyirih masyarakat nusantara setidaknya terlihat dalam salah satu relief di Candi Borobudur (abad ke-8) dan Candi Sojiwan (abad ke-9).

Relief itu memperlihatkan tempat sirih dan tempat meludah (dubang) serta pahatan orang yang mengunyah disampingnya.

Para arkeolog menafsirkan sebagai tengah mengunyah sirih.

Saat ini, masyarakat kebanyakan sudah meninggalkan tradisi menyirih. Jika masih dijumpai seperangkat alat menyirih dalam wadah khusus dipajang sebagai perlengkapan pernikahan.

Berikut beberapa tradisi menyirip di berbagai daerah:

1. Tradisi Sirih Pinang di Aceh

Bagi masyarakat Aceh memuliakan tamu dengan menyuguhkan sirih (ranub). Bahkan, ranub dikreasikan dalam bentuk tarian.

Tari itu sebagai simbol pemuliaan terhadap tamu. Ranub menjadi simbol prosesi atau mengawali sebuah kegiatan.

Manfaat cengkeh untuk kesehatan sangatlah beragam, mungkin lebih banyak daripada yang kita ketahui.DOK.PEXELS/AFIF KUSUMA Manfaat cengkeh untuk kesehatan sangatlah beragam, mungkin lebih banyak daripada yang kita ketahui.

Dalam Adat Aceh, esensi ranub sebagai sikap menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kerukunan hidup yang dilengkapi dalam satu wadah disebut puan.

Baca juga: 9 Manfaat Cengkeh untuk Kesehatan, Jarang Diketahui

Dalam manuskrip adat Aceh, perangkat ranub selalu dipergunakan dalam upacara-upacara kebesaran sultan.

Ranub digunakan dalam acara resmi, seperti prosesi pra dan pasca melahirkan, peminangan, pernikahan, hajatan, sunatan, hingga penguburan mayat.

Ranub juga menjadi media dalam upacara mengantar anak mengaji.

Ranub menjadi salah satu menu wajib untuk dihidangkan.

Dalam setiap suguhan, ranub yang terdapat dalam puan yang berisi pinang, gambir, kepur ranub, cengkeh, tembakau, dan disertai rampago sebagai alat pemotongnya.

2. Tradisi Pinang Sirih di Nusa Tenggara Timur

Suku Atoni Pah Meto di Timor Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki tradisi yang kuat dalam praktik mengunyah sirih pinang.

Suku Atoni Pah Meto mendiami wilayah sebagian Timor Barat, Indonesia dan Distrik Oecusse, Timor Leste. Mereka menyebut diri Atoni Pah Meto berarti tanah kering.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com