Setelah dibersihkan, jasad dikeringkan serta diganti menggunakan baju maupun peti baru.
Jasad yang telah dimasukkan ke dalam peti belum boleh diturunkan ke liang lahat maupun masuk patane kembai
Pihak keluarga menjaga jasad pada malam harinya. Keesokkannya, pihak keluarga baru melaksanakan potong hewan dilanjutkan dengan ibadat dan makan bersama.
Baca juga: Toraja, Suku dengan Tradisi Mendandani Orang Meninggal
Setelah itu, peti baru diturunkan ke liang lahat dan tidak boleh dibuka kembali.
Biasanya, jasad wanita akan menggunakan baju pengantin dan jasad pria menggunakan pakaian yang rapi lengkap, dari jas hinga kacamata.
Cerita rakyat yang berkembang dalam pelaksanaan tradisi Ma'nene ini adalah dikisahkan seorang pemburu bernama Pong Rumasek yang menemukan sesosok mayat tergeletak di tengah jalan dengan kondisi memprihatinkan.
Kondisi tersebut membuat hati Pong Rumasek tergerak.
Akhirnya, ia melepaskan baju lalu mengenakan baju tersebut pada jasad yang tinggal tulang belulanng. Kemudian, dia memindahkan jasad ke tempat yang lebih layak.
Ketika pulang ke rumah, Pong Rumasek terkejut karena mendapati lahan pertanian yang sudah siap panen, padahal belum waktunya panen.
Baca juga: Desa Wisata Lembang Nonongan, Desa Agraris di Toraja Utara
Tidak hanya itu, keberuntungan demi keberuntungan menyertai hidup Pong Rumasek.
Berdasarkan cerita tersebut, Ma'nene kemudian dilestarikan.
Ritual Ma'nene biasanya diadakan tiga tahun sekali setelah masa panen. Ritual ini juga bisa dilaksanakan sesuai petunjuk sesepuh.
Ritual Ma'nene tidak hanya sekedar membersihkan dan memakaikan baju baru pada jasad. Utamanya, ritual Ma'nene mencerminkan betapa pentingnya hubungan antar anggota keluarga. (Editor: Rachmawati)
Sumber: eprints.unm.ac.id dan kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.