Salin Artikel

Mengenal Tradisi Ma'nene, Ritual Mengganti Pakaian Jenazah Khas Toraja dan Maknanya

KOMPAS.com- Tradisi Ma'nene merupakan ritual dalam masyarakat Toraja Utara. Dimana, mayat yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun dikeluarkan dari liang kubur untuk dibersihkan dan diganti pakaiannya.

Ritual Ma'nene termasuk dalam upacara rambu solo' (kematian). Ritual ini merupakan tradisi yang masih dipertahankan.

Ma'nene dipahami sebagai cara memperhatikan mendiang nenek moyang.

Jika, masyarakat tidak menghormati arwah-arwah leluhur, maka arwah leluhur pun mengabaikan keluarganya.

Selain itu dipercayai juga, kerabat yang menghormati leluhur yang sudah meninggal maka leluhurnya akan memberikan timbal balik positif bagi kerabat yang masih hidup.

Sehingga, ada perasaan akrab dan mendapat perlindungan dari leluhur yang telah meninggal tersebut.

Tradisi Ma'nene

Ritual Ma'nene lazim dilaksanakan setiap bulan Agustus. Dimana, masyarakat akan membuka peti untuk mengeluarkan mendiang leluhurnya.

Berbagai persyaratan harus dilakukan pada ritual ini. Seperti untuk membuka kuburan (liang/patane), keluarga leluhur harus mengorbankan binatang minimal seekor.

Patane merupakan kuburan berbentuk seperti rumah yang khusus untuk menyimpan jenazah.

Selain itu, keluarga juga dapat mengorbankan beberapa hewan untuk menggenapi kurban yang dianggap belum cukup pada saat penguburannya.

Bagi masyarakat Toraja supaya mendapatkan tingkat kehidupan abadi yang tinggi, maka mereka perlu melakukan kurban cukup banyak sesuai yang diusulkan keluarga pada saat sebelum upacara Ma'nene dilaksanakan.

Ritual Ma'nene diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang masyarakat Toraja. Mereka sadar bahwa ritual Ma'nene harus dilakukan sehingga ritual ini tidak hilang termakan zaman.

Biasanya upacara dilaksanakan selama satu minggu.

Pelaksanaan Tradisi Ma'nene

Sebelum membuka kuburan, pihak keluarga yang dituakan membaca doa dalam bahasa Toraja Kuno.

Anggota keluarga berkumpul di sekitar patane, kemudian pihak keluarga mengambil jasad kakek dan nenek itu yang tersimpan di dalam liang lahat. Lalu, jasad dikeluarkan dan dibersihkan menggunakan air.

Setelah dibersihkan, jasad dikeringkan serta diganti menggunakan baju maupun peti baru.

Jasad yang telah dimasukkan ke dalam peti belum boleh diturunkan ke liang lahat maupun masuk patane kembai

Pihak keluarga menjaga jasad pada malam harinya. Keesokkannya, pihak keluarga baru melaksanakan potong hewan dilanjutkan dengan ibadat dan makan bersama.

Setelah itu, peti baru diturunkan ke liang lahat dan tidak boleh dibuka kembali.

Biasanya, jasad wanita akan menggunakan baju pengantin dan jasad pria menggunakan pakaian yang rapi lengkap, dari jas hinga kacamata.

Cerita Rakyat Tradisi Ma'nene

Cerita rakyat yang berkembang dalam pelaksanaan tradisi Ma'nene ini adalah dikisahkan seorang pemburu bernama Pong Rumasek yang menemukan sesosok mayat tergeletak di tengah jalan dengan kondisi memprihatinkan.

Kondisi tersebut membuat hati Pong Rumasek tergerak.

Akhirnya, ia melepaskan baju lalu mengenakan baju tersebut pada jasad yang tinggal tulang belulanng. Kemudian, dia memindahkan jasad ke tempat yang lebih layak.

Ketika pulang ke rumah, Pong Rumasek terkejut karena mendapati lahan pertanian yang sudah siap panen, padahal belum waktunya panen.

Tidak hanya itu, keberuntungan demi keberuntungan menyertai hidup Pong Rumasek.

Berdasarkan cerita tersebut, Ma'nene kemudian dilestarikan.

Ritual Ma'nene biasanya diadakan tiga tahun sekali setelah masa panen. Ritual ini juga bisa dilaksanakan sesuai petunjuk sesepuh.

Ritual Ma'nene tidak hanya sekedar membersihkan dan memakaikan baju baru pada jasad. Utamanya, ritual Ma'nene mencerminkan betapa pentingnya hubungan antar anggota keluarga. (Editor: Rachmawati)

Sumber: eprints.unm.ac.id dan kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2022/02/03/183159378/mengenal-tradisi-manene-ritual-mengganti-pakaian-jenazah-khas-toraja-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke