Rumah Bubungan Tinggi memiliki banyak penyekat, yang masing-masing memiliki nama dan fungsi tersendiri.
Baca juga: Biografi Abah Guru Sekumpul, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan
Rumah Bubungan Tinggi sama dengan rumah adat provinsi lain yang dibangun dengan banyak makna filosofis di dalamnya.
Secara umum, Rumah Bubungan Tinggi merupakan rumah adat yang dipenuhi dengan ornamen-ornamen bernada Islam.
Hal ini lantaran Rumah Bumbungan Tinggi dibangun oleh Suku Banjar, yang berasal dari Suku Dayak yang telah memeluk Islam.
Arsitektur Rumah Bubungan Tinggi berisi ornamen-ornamen yang bernilai Islami. Berikut beberapa di antaranya:
- Dwitunggal Semesta
Hiasan ini tampak samar di beberapa bagian rumah, seperti pada ukiran naga di badan rumah yang melambangkan alam bawah sadar, serta ukiran burung enggang gading yang melambangkan alam atas.
Hiasan dwitunggal semesta ini menunjukkan keyakinan masyarakat bahwa rumah merupakan tempat yang sakral.
Baca juga: Suku Banjar, Suku Terbesar di Kalimantan Selatan
- Pohon Hayat
Atap yang membumbung tinggi pada Rumah Bubungan Tinggi melambangkan pohon Hayat yang menjulang ke langan.
Pohon Hayat merupakan simbol kosmis, yaitu cerminan dari berbagai dimensiyang menyatukan semesta.
- Payung
Simbol payung ini dapat dilihat sekilas pada bagian atap Rumah Bubungan Tinggi.
Payung merupakan simbol kekuasaan, dan perlambang kebangsawanan. Hal ini sejalan dengan rumah tersebut yang digunakan oleh penguasa.
- Simetris