SAMARINDA, KOMPAS.com – Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Hadi Mulyadi mengatakan pernyataan Edy Mulyadi yang menyebutkan lokasi pemindahan ibu kota negara (IKN) sebagai tempat “buang anak jin” membuat warga 5 provinsi di Pulau Kalimantan marah.
“Ini bukan kemarahan satu atau dua orang saja, tapi seluruh warga di pulau Kalimatan. Tadi saya menerima laporan dari Kalbar, Kalteng, Kaltara, Kalsel dan Kaltim semua menyampaikan keberatan atas pernyataan Edy Mulyadi,” ungkap Hadi kepada Kompas.com, Selasa (25/1/2022).
Baca juga: Bareskrim Akan Tindaklanjuti Semua Laporan ke Edy Mulyadi
Oleh karena itu, selain meminta Edy Mulyadi meminta maaf, Hadi juga meminta polisi segera memproses Edy secara hukum agar situasi di masyarakat di kembali kondusif.
“Kalau tidak ditegakan secara hukum positif maka berlaku hukum adat di lima provinsi di Kalimantan, tentu situasi ini berpengaruh dengan pembangunan ibu kota negara (IKN),” tutur dia.
Hadi meminta masyarakat tetap menjaga kondusifitas seiring munculnya gelombang massa memprotes pernyataan Edy Mulyadi terjadi di beberapa daerah di Kaltim.
Sebelumnya, beredar ramai di media sosial, potongan video Edy Mulyadi yang menolak perpindahan IKN ke Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara dengan membawa istilah "jin buang anak".
Edy sudah memberikan klarifikasi atas penyataannya dan meminta maaf. Namun gelombang penolakan protes masih bermunculan. Di Samarinda, misalnya, sejumlah organisasi masyarakat (ormas) adat Kaltim turun ke jalan menggelar demonstrasi sejak kemarin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.