Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Iklan Penjualan Rumah di Karimun Jawa Hanya untuk WNA, Dilabeli Pulau Surgawi di Indonesia

Kompas.com - 19/01/2022, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

Sedangkan terkait pembangunannya, Ary menuturkan proyek residensial mewah itu tidak menyalahi aturan tata ruang, sebab lokasinya tidak berada di dalam area Balai Taman Nasional Karimun Jawa.

Baca juga: Hendak Masuk Malaysia, 7 TKI Ilegal Diselamatkan di Pulau Judah Karimun

Tetapi sejauh ini, proyek tersebut belum mengantongi izin karena masih dalam proses pengajuan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dalam konteks itu, Ary mengatakan pihak kontraktor semestinya belum boleh memulai pembangunan. Namun berdasarkan kesaksian warga setempat dan sejumlah video yang diunggah oleh PT LHI melalui media sosialnya, kontraktor telah memulai pembangunan fisik di area itu meski izin tersebut belum diterbitkan.

"Terkait (pembangunan yang sudah dimulai) itu, nanti kami akan koordinasikan dengan pihak lain," kata Ary, tanpa menjelaskan lebih rinci tindakan yang akan diambil atas dugaan pelanggaran itu.

Baca juga: Hatusaka, Gua Terdalam di Indonesia yang Ada di Pulau Seram

Kekhawatiran gentrifikasi

Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Heru Nugroho, menuturkan apa yang terjadi di Karimun Jawa berpotensi memicu kesenjangan sosial dan ekonomi, bahkan menciptakan gentrifikasi.

Gentrifikasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menggambarkan kedatangan penduduk kelas menengah ke sebuah wilayah yang keadaannya 'buruk' atau baru saja dimodernisasi.

Menurut Heru, kehadiran investasi seperti The Start Up Island itu di satu sisi berpotensi menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat.

Baca juga: Sampan Dihantam Badai, Nelayan di Karimun Hilang Saat Melaut

Tetapi apa yang terjadi pada daerah wisata lain di Indonesia yang menghadapi situasi serupa, warga setempat justru sering kali termarjinalkan alih-alih menjadi semakin berdaya secara ekonomi.

Heru mengatakan pola yang sama sangat mungkin terjadi di Karimun Jawa.

"Mereka (investor) seolah-olah menjual 'Karimun Jawa Dream' di pulau tropis kepada pasarnya, tetapi pertanyaannya bisa kah ekonomi yang tercipta di situ terintegrasi dengan masyarakat lokal?" ujar Heru.

Baca juga: Lepas Kendali, Mobil Calya Ringsek Tabrak Pagar Beton di Karimun, Riau

 

Heru mencontohkan beberapa tempat wisata di Bali yang mayoritas tanah dan propertinya dimiliki oleh orang luar. Sementara itu, orang-orang lokal lebih banyak bekerja sebagai sopir, pemandu wisata, atau pelayan.

Pasalnya, kebanyakan warga lokal di daerah yang tergentrifikasi tidak cukup berdaya untuk bersaing dengan para pendatang yang memiliki lebih banyak sumber daya.

"Kesannya, 'ini lho kami akan menyediakan lapangan kerja', tapi lapangan kerja apa seperti apa dulu? Pasti yang kelas bawah dan dibayar murah," ujar dia.

Menurut Heru, situasi itu juga terbentuk karena pola pikir pemerintah yang cenderung mengutamakan penanaman modal tanpa mengakomodasi ruang yang cukup untuk memberdayakan masyarakat lokal.

Sehingga, pada akhirnya, masyarakat lokal menjadi terpinggir di tanah mereka sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com