Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kemiskinan di Perkotaan Banten Naik, Salah Satunya karena Rokok

Kompas.com - 18/01/2022, 12:08 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 6,04 persen, atau 23.700 orang pada  September 2021.

Sebelumnya, pada Maret 2021, jumlah penduduk miskin di perkotaan di Banten sebanyak 552.960 orang.

Dengan begitu, jumlahnya menjadi 576.660 orang pada September 2021.

"Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2021 sebesar 5,93 persen, naik menjadi 6,04 persen pada September 2021," kata Kepala BPS Banten Dody Herlando melalui video penyampaian Garis Kemiskinan di Kota Serang, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Provinsi Banten Jadi Daerah Paling Tidak Bahagia, Ini Respons Gubernur Wahidin Halim

Menurut Dody, persentase penduduk miskin di pedesaan pada periode yang sama mengalami penurunan, yaitu dari 314.270 orang, menjadi 275.660 orang.

Secara keseluruhan, persentase penduduk miskin di Provinsi Banten pada September 2021  menurun 0,16 persen poin terhadap Maret 2021.

"Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 852.280 orang, menurun 15.000 orang terhadap Maret 2021," ujar Dody.

Baca juga: Saya Orang Tak Punya, tetapi Kemiskinan Jangan Diunggah untuk Pencitraan

Dody mengatakan, garis kemiskinan pada September 2021 tercatat sebesar Rp 547.483,- per kapita/bulan.

Untuk komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 395.258.

Sedangkan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 152.225.

"Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Banten memiliki 4,89 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.677.192 per rumah tangga miskin per bulan," kata Dody.

 

Rokok salah satu penyumbang kemiskinan

Berdasarkan hasil survai BPS, menurut Dody, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya sama.

"Beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni sebesar 16,69 persen di perkotaan dan 20,38 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua, 16,18 persen di perkotaan dan 14,26 persen di perdesaan," kata Dody.

Baca juga: Wali Kota Medan Bobby Nasution Tegur Guru yang Hina Siswi Yatim Bodoh dan Miskin

Kemudian komoditi lainnya adalah telur ayam ras 3,40 persen di perkotaan dan 3,04 persen di perdesaan.

Kemudian, daging ayam ras 3,38 persen di perkotaan dan 2,95 persen di perdesaan,

Selanjutnya, roti sebesar 2,79 persen di perkotaan dan 2,30 di perdesaan.

Mi instan sebesar 2,51 persen di perkotaan dan 2,36 di perdesaan.

Kopi bubuk dan kopi sebesar 2,23 persen di perkotaan dan 3,51 persen di perdesaan.

"Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan  perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi," kata Dody.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com