SERANG, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 6,04 persen, atau 23.700 orang pada September 2021.
Sebelumnya, pada Maret 2021, jumlah penduduk miskin di perkotaan di Banten sebanyak 552.960 orang.
Dengan begitu, jumlahnya menjadi 576.660 orang pada September 2021.
"Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2021 sebesar 5,93 persen, naik menjadi 6,04 persen pada September 2021," kata Kepala BPS Banten Dody Herlando melalui video penyampaian Garis Kemiskinan di Kota Serang, Senin (17/1/2022).
Baca juga: Provinsi Banten Jadi Daerah Paling Tidak Bahagia, Ini Respons Gubernur Wahidin Halim
Menurut Dody, persentase penduduk miskin di pedesaan pada periode yang sama mengalami penurunan, yaitu dari 314.270 orang, menjadi 275.660 orang.
Secara keseluruhan, persentase penduduk miskin di Provinsi Banten pada September 2021 menurun 0,16 persen poin terhadap Maret 2021.
"Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 852.280 orang, menurun 15.000 orang terhadap Maret 2021," ujar Dody.
Baca juga: Saya Orang Tak Punya, tetapi Kemiskinan Jangan Diunggah untuk Pencitraan
Dody mengatakan, garis kemiskinan pada September 2021 tercatat sebesar Rp 547.483,- per kapita/bulan.
Untuk komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 395.258.
Sedangkan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 152.225.
"Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Banten memiliki 4,89 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.677.192 per rumah tangga miskin per bulan," kata Dody.
Berdasarkan hasil survai BPS, menurut Dody, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya sama.
"Beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni sebesar 16,69 persen di perkotaan dan 20,38 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua, 16,18 persen di perkotaan dan 14,26 persen di perdesaan," kata Dody.
Baca juga: Wali Kota Medan Bobby Nasution Tegur Guru yang Hina Siswi Yatim Bodoh dan Miskin
Kemudian komoditi lainnya adalah telur ayam ras 3,40 persen di perkotaan dan 3,04 persen di perdesaan.
Kemudian, daging ayam ras 3,38 persen di perkotaan dan 2,95 persen di perdesaan,
Selanjutnya, roti sebesar 2,79 persen di perkotaan dan 2,30 di perdesaan.
Mi instan sebesar 2,51 persen di perkotaan dan 2,36 di perdesaan.
Kopi bubuk dan kopi sebesar 2,23 persen di perkotaan dan 3,51 persen di perdesaan.
"Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi," kata Dody.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.