KOMPAS.com - Egi Yohanes Bahur, bocah 13 tahun dari Kampung Jengok, Desa Bangka Kantar, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, harus rela kehilangan waktu bermain bersama teman-teman sebayanya.
Di usianya yang masih duduk di bangku SMP, Egi harus membagi waktu antara bersekolah, bekerja, dan menjaga ibunya yang mengalami sakit kejiwaan.
Ibunya yang berinisial MN selalu berbicara sendiri dan mencurigai orang-orang yang datang ke rumah.
Baca juga: Bocah di NTT Seorang Diri Rawat Ibunya yang Gangguan Jiwa, Kerja Angkat Batu Bata Sepulang Sekolah
Seperti saat ditemui di rumahnya, Jumat (7/1/2022), Egi rupanya baru pulang dari bekerja mengangkat batu bata di rumah tetangga.
"Tadi setelah pulang sekolah, saya ada kerja angkat batu bata di rumah salah satu warga di sini," katanya kepada Kompas.com.
Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Egi
Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini
Ayah meninggal, kakak sudah pindah
Sebetulnya Egi memiliki enam orang kakak, tetapi mereka sudah pindah dari rumah tersebut.
Sejak ayahnya meninggal, Egi tinggal bersama seorang kakak, yaitu Linda yang duduk di bangku SMK.
Namun, kini Linda harus tinggal di asrama SMK Tiara Nusa Borong tempatnya bersekolah.
"Sejak kakak saya tinggal di asrama, saya yang urus mama. Saya yang masak, cuci, dan mengerjakan semua pekerjaan di rumah," tutur Egi.
Sekolah Linda berjarak 7 km dari rumah, sehingga tidak bisa ikut membantu adiknya.
Sementara kakak-kakaknya yang lain sudah berkeluarga dan tinggal jauh, ada yang di Malaysia, ada yang di Kalimantan.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 13 Januari 2022
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.