Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relief Candi Borobudur: Makna, Cerita, dan Tingkatan

Kompas.com - 08/01/2022, 21:25 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Candi Borobudur memiliki relief-relief indah dan penuh makna. Relief yang
terdapat di Candi Borobudur menggambarkan ajaran kehidupan Sang Buddha Gautama.

Relief-relief tersebut menggambarkan suasana alam yang permai, perahu bercadik, bangunan
tradisional nusantara, dan lain sebagainya.

Borobudur di yakini memiliki relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.

Relief-relief tersebut terdapat di hampir semua tingkatan dinding, kecuali Arupadatu.
Arupadatu merupakan tingkatan yang paling atas yang menggambarkan kehidupan religius
dan spiritual tertinggi.

Kehidupan religius yang mengagungkan perdamaian penuh keselamatan jiwa.

Dua tingkatan sebelumnya, yaitu Kamadhatu (kaki candi). Pada tingkatan ini digambarkan
kehidupan manusia penuh keburukan, nafsu, dan bergelimpang dosa.

Baca juga: Jataka Mala, Kisah Kehidupan yang Tergambar di Relief Candi Borobudur

Pada tingkatan di atasnya disebut Rupadhatu atau bagian tengah. Bagian ini melambangkan
kehidupan manusia yang telah terbebas dari hawa nafsu namun masih terikat dengan
hal-hal yang bersifat duniawi.

Bagian Rupadhatu terdapat 4 undak teras berbentuk persegi yang dindingnya dihiasi relief.

Sedangkan, tingkatan teratas adalah Arupadhatu yang melambangkan kehidupan religius. Tingkatan ini menggambarkan kehidupan Sang Budha yang telah mencapai kesempurnaan karena berani meninggalkan kehidupan duniawi. Pada bagian ini tidak dihiasi relief.

Pahatan relief Candi Borobudur termasuk ke dalam jenis seni rupa murni, yang artinya tercipta untuk dinikmati keindahan dan keunikkannya saja.

Ilustrasi Relief Candi Borobudur
UNSPLASH/BILL FAIRS Ilustrasi Relief Candi Borobudur

Jumlah Panel Relief

Candi Borobudur memiliki penel relief sebanyak 2.672 relief. Jumlah panel relief tersebut
dibagi menjadi dua jenis, yaitu panel naratif fan dekoratif sebanyak 1.460 panel.

Panel naratif ini tersusun dalam 11 baris yang mengelilingi monumen dengan total panjangnya
lebih dari 3.000 meter.

Relief naratif yang dipahat di Candi Borobudur, yaitu Karmawibhangga, Jatakamala, Lalitavistara, Awadana, Gandawyuha dan Bhadracari.

Baca juga: Relief Candi Borobudur: Susunan dan Maknanya

Relief naratif hanya sampai pada undakan 5, yaitu undakan candi yang berdenah bujur sangkar.

Sedangkan 1.212 panel dekoratif yang disusun dalam barisan namun dianggap sebagai relief individu.

Relief-relief tersebut dibaca searah jarum jam, dalam bahasa Jawa Kuno disebut mapradaksina. Dalam bahasa Sangsekerta daksina artinya timur. Oleh karena itu, pembacaan cerita-cerita relief ini dimulai dan berakhir di pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatannya.

Relief Karmawibhangga

Relief Karmawibhangga adalah relief yang dipahat di dinding kaki Candi Borobudur. Relief ini
berjumlah 160 panel dan hanya 4 panel relief yang terbuka di sisi tenggara.

Relief menggambarkan kehidupan manusia beserta lingkungannya dan perilakuknya. Baik,
perilaku manusia terhadap lingkungan maupun terhadap sesama manusia.

Pesan yang terkandung dalam relief Karmawibhangga bersifat universal dan lintas generasi.

Pesan relief Karmawibhangga adalah hukum karma atau hukum sebab akibat, seperti kejahatan akan dibalas dengan siksaan dan kebaikan akan dibalas dengan kebahagiaan.

Panel dibaca dari sebelah timur. Cara membacanya diatur sedemikian rupa, satu panel terdiri atas dua atau tiga adegan.

Baca juga: Tim Ahli Jerman Teliti Kerusakan Batu Relief Candi Borobudur

Adegan paling kiri adalah akibat dari perbuatan yang tergambar pada adegan sebelumnya.
Setiap adegan dibatasi oleh sebatang pohon atau suatu benda tegak.

Relief ini ditemukan pada 1885 oleh J.W. Ijzerman. Selama lima tahun, batu penutup candi selesai dibongkar. Ternyata, ada relief yang dipahat 160 panel.

Sebelum ditutup kembali, seluruh relief difoto oleh kasian Cephas pada 1890 - 1891.

Kapal Borobudur adalah kapal layar kayu bercadik ganda yang digambarkan dalam beberapa relief Candi Borobudur.KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Kapal Borobudur adalah kapal layar kayu bercadik ganda yang digambarkan dalam beberapa relief Candi Borobudur.

Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar di dunia yang terletak di Magelang, Jawa tengah.

Candi memiliki ketinggian 42 meter didirikan Raja Wisnu dari Wangsa Syailendra pada 770 Masehi dan selesai pada 842 Masehi.

Bangunan ditemukan Sir Thomas Stamford Raffles pada 1884 yang saat itu menjabat Gubernul Jenderal Inggris di Jawa. Sejak saat itu, Candi Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran (perbaikan kembali).

Candi Borobudur yang merupakan salah satu keajaiban di dunia berupa punden berundak terdiri dari 9 teras bertumpuk. Terasnya mencakup 6 teras berbentuk bujur sangkar dan 3 pelataran berbentuk bundar.

Baca juga: Kisah Cinta yang Tak Terekspos di Relief Candi Borobudur

Stupa dikelilingi 3 barisan 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila.

Sementara bagian dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief indah

Sumber: repositori.kemendikbud.go.id, desain-grafis-s1.stekom.ac.id, dan
https://ppid.jatengprov.go.id/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com