Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rahmad Maulizar, Antar 5.000 Anak Bibir Sumbing Dapatkan Operasi Gratis dan Senyum Baru

Kompas.com - 29/12/2021, 10:50 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Rahmad ingin agar anak-anak Aceh penderita bibir sumbing bisa mendapatkan senyum dan harapan baru.

“Pikir saya, jangan sampai ada anak-anak lain yang mengalami nasib serupa saya. Dengan bibir sumbing, anak-anak rawan dicemooh, hilang percaya dirinya, dan bahkan sulit berprestasi,” katanya.

Sejak Rahmad bergabung sebagai sukarelawan maupun pekerja sosial, jumlah tindakan operasi bibir sumbing gratis yang dibiayai Yayasan Smile Train pun meningkat tajam.

Tercatat, sedikitnya ada 6.000 tindakan operasi bibir sumbing gratis yang sudah dilakukan pada 2010-2021.

Jumlah itu jauh lebih banyak ketimbang sebelum Rahmad bergabung, yakni hanya 1.000 tindakan operasi untuk periode 2007-2010.

Jika dihitung dalam jumlah pasien, dari 6.000 tindakan operasi, kemungkinan sudah ada 5.000-an orang yang menjadi penerima manfaat.

Pasalnya, masing-masing pasien bisa membutuhkan jumlah penangaan yang berbeda, ada yang cukup sekali, ada yang lebih.

Di sini, Yayanan operasi bibir gratis oleh Yayasan Smile Train Indonesia telah berperan membantu mengembalikan senyum banyak penderita yang sempat hilang.

Sementara, Rahmad seperti menjadi orang yang mengantarkan senyum baru kepada para penderita.

“Kalau wajah dirasa sudah nyaman (setelah dioperasi), anak-anak kan diharapkan jadi pede. Nah, ketika hal itu terjadi, saya yakin mereka akan jadi lebih mudah dalam mewujudkan apa saja yang diinginkan,” jelas dia.

Rahmad menyampaikan sebagian besar pasien yang dia jemput dan antar untuk mengikuti operasi bibir sumbing gratis selama ini adalah anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Dia menemukan banyak keluarga sebenarnya sudah punya keinginan untuk bisa mengoperasi anak mereka, tapi terkendala dana.

Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan operasi bibir sumbing bisa mencapai Rp25 juta.

Sementara, ketika mengikuti program Smile Train, calon pasien hanya perlu memastikan kondisi kesehatannya.

Setelah itu, mereka tinggal datang ke RSU Malahayati dan mengikuti operasi yang sudah dijadwalkan.

“Semua kebutuhan pasien di rumah sakit, mulai dari pemeriksaan kesehatan, operasi, pengobatan, dan kamar akan ditanggung Program Smile Train Indonesia,” jelas Rahmad.

Bahkan calon pasien yang bertempat tinggal tinggal jauh dari rumah sakit sekarang bisa juga memanfaatkan rumah singgah yang telah disediakan Smile Train dan para donatur.

Rumah singgah dapat dipakai oleh pasien untuk beristirahat lebih dulu sebelum menjalani operasi, termasuk bagi anggota keluarga yang mengantar.

"Misalnya, ada calon pasien yang rumahnya 15-18 jam dari Banda Aceh. Mereka bisa datang ke rumah singgah lebih dulu," katanya.

Baca juga: Paparan Pestisida Berlebihan Bisa Sebabkan Bibir Sumbing

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, Rahmad menyebut penderita bibir sumbing di Aceh mayoritas disebabkan oleh buruknya asupan gizi ibu di masa kehamilan.

Maka dari itu, selama menemui masyarakat, dia pun seringkali tutut menyosialisasikan informasi mengenai pentingnya ibu hamil dalam menjaga asupan nutrisi sehari-hari.

Dalam upaya memberikan edukasi kepada masyarakat ini, termasuk menjaring anak penderita bibir sumbing di Aceh, Rahmad sangat berharap bisa mendapatkan dukungan dari para pemuda lain dan masyarakat luas.

Kedua hal ini penting untuk membantu anak-anak di Aceh khususnya agar jangan sampai kehilangan senyum mereka karena bibir sumbing.

“Saya mengajak anak-anak muda, mari kita berlomba-lomba membuat orang lain senang. Minimal kita bisa bantu masyarakat di sekitar dan menolong tidak harus dengan materi, tapi bisa juga dengan tenaga," ujar dia.

Sementara itu, seorang warga Desa Bangkeh, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh, Fatimah, 32, merasa sangat bersyukur ketika bisa bertemu dengan Rahmad pada awal 2020.

Dia bisa menemui Rahmad setelah mencari informasi layanan bibir sumbing secara online.

Ketika mendapatkan nomor telepon Rahmad, Fatimah tanpa pikir panjang untuk langsung meneleponnya.

Dia meminta bantuan kepada Rahmad agar anaknya yang mengidap bibir sumbing, Musa, bisa dioperasi lewat program dari Smlie Train.

“Dalam kondisi yang sudah bingung dan tak tahan, saya lalu cari informasi di internet untuk penanganan bibir sumbing. Kebetulan saya dapat nomor telepon Pak Rahmad. Tanpa piker panjang, saya langsung telepon untuk cerita kondisi Musa,” ungkap dia.

Fatimah senang saat itu Rahmad merespon dengan antusias dan juga memberikan solusi.

Setelah hadir ke rumahnya untuk memastikan kondisi Musa, kata dia, Rahmad tidak berselang lama lantas mengatur jadwal operasi bagi anaknya itu.

Musa total harus dioperasi sebanyak tiga kali. Operasi pertamanya telah dilakukan pada Februari 2020 saat usianya masih sekitar 7 bulan.

Fatimah pun sangat bersyukur sumbing di bibir anaknya kini sudah hilang.

Tak mau menutupi perasaan, dia mengaku sempat stres dan drop ketika memiliki anak dengan bibir sumbing.

Pertama, dia merasa sangat kasihan dengan Musa yang tak bisa makan dan minum dengan leluasa.

Fatimah juga mengkhawatirkan masa depan musa, apakah akan diterima di lingkungan atau tidak.

Di samping itu, dia pun merasa stres karena mendapatkan tekanan dari luar.

“Awalnya saya coba terima punya anak dengan bibir sumbing. Tapi lama-lama, saya tak tahan. Saya stres sekali saat itu karena mendapat ocehan buruk dari keluarga dari tetangga soal Musa,” ujar dia.

Fatimah menyebut masih ada anggota keluarga besar dan tetangganya yang menganggap bibir sumbing adalah sebuah kutukan.

Baca juga: Penyebab Bibir Sumbing, Bagaimana Bisa Terjadi?

“Oleh Pak Rahmad, saya kemudian dimasukkan juga ke grup WA (WhatsApp) yang berisi ibu-ibu hebat yang memiliki anak anak dengan kondisi bibir sumbing. Di situlah saya timbul semangat lagi dan syukur kondisi bibir Musa kini sudah baik,” kata dia.

Karena sudah merasa tertolong dengan program operasi bibir sumbing gartis dari Smlie Train yang dibawa Rahmad, Fatimah kini jadi ikut mempromosikan program tersebut.

“Saya terinspirasi saja dengan Pak Rahmad. Dia itu jiwa sosialnya tinggi sekali. Saat operasi saja, saya merasa Musa itu kaya dianggap jadi anaknya sendiri. Sekarang juga Pak Rahmad masih sering tanya kabar. Jadi tidak selesai begitu saja habis operasi,” ujar Fatimah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Regional
Incar Nasabah Bank, Pencuri Bermodus Gembos Ban di Serang Banten Ditangkap

Incar Nasabah Bank, Pencuri Bermodus Gembos Ban di Serang Banten Ditangkap

Regional
Banjir Rob Demak, 73 Rumah di Dukuh Pangkalan Tergenang dan 4 Lainnya Ditinggal Pemilik

Banjir Rob Demak, 73 Rumah di Dukuh Pangkalan Tergenang dan 4 Lainnya Ditinggal Pemilik

Regional
TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

Regional
Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Regional
Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Regional
Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Regional
'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com