Gotong royog suku Baduy terlihat saat mereka harus berpindah ke
daerah yang lebih subur. Hal ini, karena mereka merupakan suku nomaden
dan penganut sistem ladang terbuka.
2. Bentuk Rumah Tidak Mencerminakan Status Sosial
Bentuk rumah hampir serupa tanpa memandang status sosial.
Yang membedakan adalah perabotan yang terbuat dari kuningan.
Semakin banyak, perabotan kuningan yang dimiliki semakin tinggi pula
status keluarga.
3. Kebahagiaan Yang Sederhana
Wilayah Baduy Dalam gelap gulita di malam hari sehingga tidak banyak
aktivitas yang dilakukan. Malam hari digunakan untuk berkumpul dan
mengobrol bersama keluarga atau tetangga sambil main kecapi.
4. Hidup Hemat dan Sehat
Kendaraan bermesin, baik motor dan mobil, tidak diperbolehkan di Baduy
Dalam. Namun, mereka dapat berkunjung ke kota besar dengan berjalan
kaki.
5. Batang Bambu Pengganti Gelas
Larangan lainnya adalah tidak menggunakan gelas dan piring untuk alas
makan. Sebagai gantinya, mereka menggunakan bambu panjang sebagai
pengganti gelas yang menghasilkan aroma khas ketika dituangi air panas.
6. Harapan Sederhana Para Orang Tua
Para orang tua memiliki cita-cita sederhana untuk kehidupan masa depan
anak-anaknya. Mereka hanya ingin agar kelak anak-anaknya membantu di
ladang.
7. Perjodohan
Perjodohan dilakukan saat seorang gadis mencapai usia empat belas tahun.
Dalam tenggat waktu itu, orang tua pemuda masih bebas memilih
gadis yang disukainya. Jika belum ada yang cocok, semua harus mau
dijodohkan.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Pakaian Adat Suku Baduy Dalam dan Baduy Luar di Banten
8. Ayam, Makanan Mewah