Salin Artikel

Asal Suku Baduy, Tempat Tinggal, dan 10 Kearifan Lokalnya

KOMPAS.com - Suku Baduy berasal dari Provinsi Banten. Suku Baduy
merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi anti
modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya.

Dikutip dari bantenprov.go.id, suku Baduy tinggal di kawasan
cagar budaya pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektar di
daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.

Umumnya, perkampungan masyarakat Baduy terletak di daerah
aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng.

Daerah ini dikenal sebagai tanah titipan nenek moyang yang harus
dijaga dan dipelihara baik-baik dan tidak boleh rusak.

Dikutip dari cimahikota.go.id suku Baduy dibagi menjadi dua, yaitu
Baduy Luar dan Baduy Dalam.

Perbatasan dua wilayah tersebut ditandai dengan sebuah gubuk terbuat
dari bambu sebagai tempat menginap suku Baduy Dalam ketika mereka
berladang.

Pantangan di Wilayah Baduy Dalam

Suku Baduy terkenal sangat ketat memegang adat istiadat.
Namun bukan berarti, wilayahnya terisolasi atau terasingkan dari
perkembangan dunia luar.

Ada beberapa hal yang menjadi pantangan atau tabu bagi pengunjung.
Salah satunya adalah mengambil foto, terutama di wilayah Baduy Dalam.

Pengunjung hanya boleh menggambarkan suasana di dalamnya dengan
sketsa.

Baduy Dalam terletak di tiga desa, yaitu Cikeusik, Cikertawarna,
dan Cibeo.

Desa Cibeo lebih terbuka terhadap pendatang. Namun, pengunjung
tetap tidak boleh mengambil foto serta dilarang memakai sabun,
sampo, odol, dan bahan kimia lainnya. Dikhawatirkan, bahan kimia itu
akan merusak alam.

Sedangkan Cikeusik merupakan desa yang sangat asri dan indah namun jarang dikunjungi.

Kearifan Lokal Suku Baduy

Suku Baduy memiliki kearifan lokal sebagai bentuk kepatuhan menjaga
adat. Kearifan lokal ini juga menjadi daya tarik wisatawan.

Berikut kearifan lokal suku Baduy:

1. Gotong Royong

Gotong royog suku Baduy terlihat saat mereka harus berpindah ke
daerah yang lebih subur. Hal ini, karena mereka merupakan suku nomaden
dan penganut sistem ladang terbuka.

2. Bentuk Rumah Tidak Mencerminakan Status Sosial

Bentuk rumah hampir serupa tanpa memandang status sosial.
Yang membedakan adalah perabotan yang terbuat dari kuningan.

Semakin banyak, perabotan kuningan yang dimiliki semakin tinggi pula
status keluarga.

3. Kebahagiaan Yang Sederhana

Wilayah Baduy Dalam gelap gulita di malam hari sehingga tidak banyak
aktivitas yang dilakukan. Malam hari digunakan untuk berkumpul dan
mengobrol bersama keluarga atau tetangga sambil main kecapi.

4. Hidup Hemat dan Sehat

Kendaraan bermesin, baik motor dan mobil, tidak diperbolehkan di Baduy
Dalam. Namun, mereka dapat berkunjung ke kota besar dengan berjalan
kaki.

5. Batang Bambu Pengganti Gelas

Larangan lainnya adalah tidak menggunakan gelas dan piring untuk alas
makan. Sebagai gantinya, mereka menggunakan bambu panjang sebagai
pengganti gelas yang menghasilkan aroma khas ketika dituangi air panas.

6. Harapan Sederhana Para Orang Tua

Para orang tua memiliki cita-cita sederhana untuk kehidupan masa depan
anak-anaknya. Mereka hanya ingin agar kelak anak-anaknya membantu di
ladang.

7. Perjodohan

Perjodohan dilakukan saat seorang gadis mencapai usia empat belas tahun.
Dalam tenggat waktu itu, orang tua pemuda masih bebas memilih
gadis yang disukainya. Jika belum ada yang cocok, semua harus mau
dijodohkan.

8. Ayam, Makanan Mewah

Masakan menu ayam merupakan makanan mewah, meskipun di wilayah mereka
banyak ayam kampung berkeliyaran. Olahan ayam hanya tersedia saat
pernikahan dan kelahiran.

9. Pu'un

Pu'un adalah kepala suku yang menentukan masa tanam dan panen,
menerapkan hukum adat, dan mengobati orang sakit.

Pu'un sangat dihormati, hanya orang yang berkepentingan khusus
dan mendesak yang dapat bertemu dengannya.

10. Kawalu

Kawalu adalah puasa yang dirayakan tiga kali selama tiga bulan.
Saat berlangsung kawalu, wisatawan hanya boleh berkunjung sampai
Baduy Luar saja dan tidak boleh menginap.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/28/144843378/asal-suku-baduy-tempat-tinggal-dan-10-kearifan-lokalnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke