Emil mengakui, belum ada komitmen serius dari pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan. Karena itu, Emil ingin mendorong tiap daerah penghasil migas untuk mulai serius mengolah energi masa depan itu.
"Saya motivasi karena banyak yang bingung dengan energi terbarukan, saya bilang proyek kecil-kecil saja karena saya ada oleh-oleh dari COP 26 Glasgow membangun desa dengan energi angin yang tiangnya kecil seperti tiang listrik, itu saja dulu, kedua beli mobil listrik, ketiga bikin kebijakan atap pakai solarsel. Itu kebijakan gestur murah sampai nanti skala besar PLN mampu membeli," tuturnya.
Isu krisis lingkungan, lanjut Emil, sangat berkaitan langsung dengan gaya hidup masyarakat. Ia menyebut, 400 hektar lahan di daerah pesisir pantai Jabar hilang karena pemanasan global.
"Hampir 40 persen kota kabupaten yang di pinggir laut akan hilang jika gaya hidup kita yang boros karbon ini tidak ada perubahan. Jadi hari ini saja di Jabar hilang 400 hektar tanah di pesisir kabupaten Bekasi sudah jadi laut apalagi 50 tahun ke depan. Karena saya ditugaskan sebagai Ketua ADPMET, jadi migasnya hari ini yang kita urus ada ketidakadilan pada daerah, tapi energi terbarukan harus disiapkan," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.